Selandia Baru dalam bahasa Maori disebut Aotearoa artinya “Tanah Berawan Putih Panjang”, Bahasa Inggris : New Zealand, Bahasa Latin: Nova Zeelandia adalah sebuah negara kepulauan di barat daya Samudera Pasifik,
Kira-kira 1.500 kilometer di Tenggara Australia, di seberang Laut Tasman; dan kira-kira 1.000 kilometer di selatan negara-negara Kepulauan Pasifik, yakni Kaledonia Baru, Fiji, dan Tonga.
Negara ini terdiri dari dua pulau besar (Pulau Utara dan Pulau Selatan) dan beberapa pulau lainnya yang lebih kecil. Karena letaknya yang jauh, Selandia Baru merupakan kepulauan terakhir yang didiami oleh manusia.
Jumat (15/3-2019), Nama Selandia Baru menghiasi jagat raya, sehubungan dengan aksi biadab yang dilakukan seorang pria bernama, Brenton Tarrant di sebuah masjid Christchurch, Selandia Baru, membuat dunia berduka.
Aksi brutal menembaki jamaah masjid yang akan melaksanakan ibadah sholat Jumat. Tarrant diduga sudah didoktrin oleh kelompok radikal sayap kanan untuk membenci imigran dan orang-orang di luar ras Eropa atau kulit putih.
Pelaku dipastikan sebagai warga negara Australia. Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengutuk penembakan yang menewaskan 40 orang tersebut.
Siapa sebenarnya Brenton Tarrant ? Situs Heavy.com, sempat merunut soal siapa Brenton Tarrant, lewat manifesto atau pernyataan yang sempat ditulis oleh Brenton Tarrant pada akun media sosialnya. Dikutip dari Heavy.com, menyebutkan.
Orangtuaku berdarah Skotlandia, Irlandia, dan Inggris,”
“Masa kecilku berjalan biasa saja, tanpa ada hal-hal hebat,”
“Aku tak terlalu punya minat dengan sekolah, aku sangat jarang punya nilai bagus,”
“Aku adalah orang kulit putih biasa saja, dari keluarga biasa, yang akan melakukan aksi untuk memastikan masa depan orang-orang dari kaumku,” tulis Tarrant.
Sementara, dilansir The Daily Mail, Tarrant tumbuh besar di daerah Grafton, New South Wales, Australia dan hari ini, menjadi momok yang merusak tatanan kehidupan beragama di Selandia Baru.
Warga Negara Indonesia yang menjadi korban penembakan di Masjid New Zealand Selandia Baru adalah Zulfirmansyah dan anaknya.
Mereka baru dua bulan tinggal di negara tersebut untuk mengikuti istri Zulfirmansyah yang mendapat pekerjaan di negara tersebut.
“Baru dua bulan pindah domisili ke Selandia Baru. Istri Zul itu orang Amerika Serikat, keduanya menikah 2-3 tahun lalu, punya anak satu,” ujar Ketua Sakato Art Community, Erizal As, saat dihubungi melalui sambungan telepon internasional, Jumat (15/3/2019).
“Pindah ke Selandia Baru karena istrinya Zul dapat rekomendasi atau peluang besar kerja di Selandia Baru dari negara Amerika Serikat.
Karena istrinya kerja di sana sesuai rekomendasi, jadi Zul ikut menemani di Selandia Baru,” ucapnya.
Sebelumnya, dikabarkan dua WNI yang menjadi korban penembakan di sebuah Masjid di Christchurch, Selandia Baru masih dirawat rumah sakit. Salah satu korban, Zulfirmansyah, tengah menjalani operasi karena tertembak di bagian paru-paru.
Erizal As mengatakan Zulfirmansyah merupakan teman sekaligus anggota komunitas Sakato. Sedangkan satu orang korban lagi merupakan anak dari Zulfirmansyah.
Dari informasi yang diperolehnya, saat ini Zulfirmansyah tengah dirawat di rumah sakit di Selandia Baru karena mengalami luka tembak. Begitu pula dengan anaknya yang luka terkena tembakan. “Info terakhir sekarang dirawat di Rumah Sakit dan sedang dioperasi,” ujarnya.
Menurut Tarrant, dalam sebuah perang, tidak ada yang namanya ‘orang tak berdosa’. Tarrant juga sempat ditanya, apakah dia berencana selamat atau melakukan bunuh diri setelah melakukan serangan. Tarrant menjawab, dia siap mati sebagai resikonya.
Korban tewas dalam penembakan brutal di dua masjid di Christchurch, New Zealand-Selandia Baru, bertambah menjadi 49 orang. Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush menyebut penembakan brutal itu ‘direncanakan sangat matang’.
Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern telah menyebut penembakan brutal ini sebagai ‘serangan teroris’ dan mengecamnya.
Lebih lanjut, menjelaskan bahwa 41 orang tewas dalam penembakan di Masjid Al Noor, Deans Ave kemudian tujuh orang lainnya tewas di sebuah masjid di pinggiran Linwood dan satu orang tewas saat dirawat di rumah sakit Queensland.
Senator kontroversial Australia, Fraser Anning, menuai kecaman atas komentarnya mengenai aksi teror di dua masjid di New Zealand yang menewaskan 49 orang.
Dia menyebut penembakan massal itu menyoroti ketakutan yang bertambah atas meningkatnya keberadaan muslim.
Tak lama setelah pembantaian di dua masjid di kota Christchurch, Anning yang mewakili negara bagian Queensland di Senat Australia itu, berkomentar lewat serangkaian cuitan di Twitter.
“Apakah ada yang masih membantah hubungan antara imigrasi Muslim dan kekerasan?” demikian salah satu cuitannya.
“Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalanan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum Muslim fanatik untuk bermigrasi ke Selandia Baru,” tulisnya seperti dilansir media Telegraph, Jumat (15/3/2019).
“Penembakan hari ini di Christchurch menyoroti ketakutan yang berkembang dalam komunitas kita baik di Australia maupun Selandia baru atas meningkatnya keberadaan Muslim,” tulisnya dalam cuitan lain.