Perjalanan Makassar ke Palopo, Sabtu dan Minggu (16 s/d 17 Februari 2019) bersama peserta rapat kerja, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, memiliki nuansa kenangan yang sulit dilupakan.
Berawal dari gagasan Ibu Tri (isteri Prof DR Sattu Alang), yang mengajak untuk ke Palopo makan durian. Bagai gayung bersambut, pihak IAIN Palopo juga bermaksud, melakukan kerjasama dengan FDK Bermartabat di Makassar.
Dengan kekuatan 28 personil yang terdiri tiga orang guru besar, masing-masing Prof. Dr. Muliaty Amin, M.Pd, Prof. Dr. Bustanil Ilyas, M.Pd dan Prof. Dr. H Abd Rasyid Masri, M.Pd,M.Si, MM didampingi para wakil dekan, yaitu Wadek I, Dr H Misbahuddin,M.Pd,
Wadek II, Dr H. Mahmuddin, M.Pd dan Wadek III, Dr H. Nur Syamsiah , M.Pd bersama jajaran dosen dan staf serta dosen luar biasa an. Syakhruddin.dn yang ditunjuk sebagai fotografer dan hubungan masyarakat.
Perjalanan yang panjang dan melelahkan, lama waktu perjalanan sembilan jam dalam waktu normal, namun ditempuh menjadi dua belas jam karena banyak persinggahan yang dilalui.
Diantaranya, mampir di rumah kediaman Abd. Kadir di Sidrap untuk menikmati suguhan sarabba, ubi goreng dan ubi kayu serta kue surabeng, dengan gula merah yang dicampuri durian.
Kemudian singgah santap siang, sholat dhuhur dijamak ashar, di rumah kediaman DR. Sakaruddin Mandjareki, M.Si. Begitu kami tiba, sudah tersedia di meja makan. Makanan siap saji dengan menu utama, ikan goreng, ikan bakar, palakko, sayur dan cobek-cobek serta kecap manis dan sambel yang tertata dengan rapih.
Usai santap siang, dilanjutkan dengan menikmati suguhan es kelapa dan kue-kue tradisional yang tertata rapih diatas meja. Peserta raker menikmati kehangatan pelayanan tuan rumah dan berterima kasih atas segala layanan yang begitu bersahabat.
Sembari menikmati kue-kue, Sopir Bus Pariwisata yang bernama Edy asal Bantimurung, mempersiapkan pemberanagkatan, sang sopir dengan postur mobil bus yang panjang, dikemudikan Daeng Edy memiliki keterampilan diatas rata-rata.
Kemampuannya mengendalikan stir, patut diacungi jempol, hebatnya lagi, sang sopir memiliki empat orang isteri dan tiga diantaranya sudah ditalak, kecuali yang terakhir, salah seorang mahasiswa semester II dan tinggal di daerah Simbang Kabupaten Maros.
Makan duren di sambut Camat : Memasuki Kabupaten Luwu, kami disambut Prof. DR Sattu Alang, MA. Karena kendaraan kami lewat, dari rencana persinggahan, maka kami memutar kembali dan mencari Polsek Morante. Disana sudah ada Pak Sattu, langsung turun dari mobilnya kemudian menyatu di Bus Pariwisata.
Disini kami di antar memasuki suatu perkampungan dan rupanya disana sudah siap tenda putih dan makanan siap saja. Camat setempat dan tokoh-tokoh masyarakat sudah menanti kedatangan kami sejak pagi.
Kue-kue yang tersedia tidak tersentuh, tetapi langsung membuka duren yang ada di meja, sebagian lainnya ada yang mengambil es kelapa muda lalu campur durian.
Satu, dua, tiga, rata-rata per-orang menurut pengamatan penulis, menikmati duren sekitar dua sampai tiga biji, mereka yang masih hati-hati menyantap, hanya mengambil satu sampai tiga biji, selanjutnya ceritera dengan Pak Camat yang kebetulan alumni IAIN Alauddin Makassar.
Usai menikmati durian, kami melanjutkan perjalanan kerumah kediaman Bapak Prof. Sattu Alang di Kota Palopo, posisinya persis di depan Kampus IAIN Palopo.
Dalam kondisi masih kenyang, kami diajak lagi untuk makan malam di warung milik isteri Pak Sattu Alang. Sesudah itu, disuguhi lagi durian. Rata-rata sudah minta ampun, selain kekenyangan, juga rasanya ingin istirahat setelah menempuh perjalanan Makassar ke Palopo.
Kami lalu diantar ke Hotel Harapan di Jalan Mangga No 100 Kota Palopo Sulawesi Selatan. Disini para peserta raker menempati kamar, dengan komposisi satu kamar untuk dua orang. Kami terlelap dalam buaian mimpi-mimpi yang indah.
Mandi-mandi di Latuppa : Setelah sholat subuh, sebagian anggota rombongan jalan-jalan mengitari, lanjut foto selfie dan mempersiapkan pertemuan dengan Keluarga Besar IAIN Palopo yang akan menyatu di Gazebo Latuppa Kota Palopo.
Usai sarapan pagi, semua anggota rombongan naik ke mobil Pariwisata, lalu menuju “Masjid Tua Palopo” melihat dari dekat, terutama tiang penyangga utamanya. Oleh Juru kunci masjid menegaskan “ Tidak sah datang ke Palopo, kalau tidak berkunjung ke Masjid Tua Palopo,” ujarnya berpromosi.
Selanjutnya menuju Masjid Agung Palopo dan meneruskan perjalanan ke lokasi permandian alam Latuppa. Tiba di lokasi, masing-masing anggota rombongan dibagi dalam Gazebo, menyusul kemudian Keluarga Besar IAIN berdatangan, termasuk wakil rector yang datang belakangan.
Selain membawa durian yang diletakkan dalam mobilnya, juga mempersiapkan kapurung untuk dinikmati bersama.
Para peserta raker, setelah mencapai kesepakatan dan kerjasama antara FDK Makassar dengan IAIN Palopo, mereka lalu turun ke aliran sungai dengan air yang bening, menikmati durian yang berbiji kecil, namun isinya empuk dan nikmat, disini disebut dengan nama “Durian Sawerigading”
Para anggota rombongan larut dalam kegembiraan, mereka yang tidak mau mandi-mandi disirami air, termasuk Prof Dr Muliaty Amin. Akhirnya kami benar benar menikmati suasana alam dan terbebas dari tugas-tugas kampus yang amat padat.
Usai mandi-mandi, berganti pakaian dan selanjutnya menyantap “Kapurung” dan ikan bakar yang sudah tersedia di gazebo. Kami semua menikmati suasana dan kegembiraan. Usai santap siang lalu foto bersama dan kembali ke Makassar.
Dalam perjalanan pulang, rombongan sempat singgah di rumah keluarga Ibu Rahmatiah di Babang di sekitar perbatasan Kecamatan Bua. Usia menikmati kapurung, sholat dhuhur dan dijamak ashar, lalu melanjutkan perjalanan ke Makassar.
Di sekitar Lancirang Kabupaten Wajo, kami singgah untuk sholat magrib dan Isya berjamaah, meneruskan perjalanan menuju Makassar dan tiba dengan selamat Pukul 23.30 wita di kompleks perumahan depan Kampus I di Jalan Sultan Alauddin, kemudian mengorder grab.
Para peserta raker kembali ke rumah masing-masing untuk selanjutnya besok pagi, Senin 18 Pebruari 2019 mengikuti Upacara Apel Kesadaran Nasional di halaman Kampus II Samata yang bermartabat, tetap semangat pagiiiii.