Jumat 25 Januari 2018, teman Penulis di Bogor bernama Sugi, mengirim pesan agar bisa dibantu, sehubungan dengan facebook mereka sedang bermasalah.
Ia berharap agar enam digit nomor yang sebentar akan dikirim via WA, supaya dikirim kembali, karena Fb-nya terblokir, dan minta tiga orang sahabat dekat untuk mem-verifikasi nomornya agar akun Sugi bisa berfungsi.
Ternyata itu adalah sebuah “Jebakan” dan setelah enam digit yang diterima, langsung FB Penulis error. Perampokan akun sedang berlangsung oleh oknum yang tak bertanggungjawab.
Tanpa merasa curiga sedikitpun, Penulis mengirimkan melalui WA nomor yang diminta, ternyata menurut Sdr. Subhan Rahim alias Nanang, “ itu adalah kunci untuk membuka facebook dan email saya”.
Saya terjebak, saya tertipu karena menyerahkan nomor kunci yang menjadi rahasia akun pribadi, akhirnya pihak faceboook meminta tiga orang untuk klarifikasi ulang untuk mendapatkan kembali akun facebook saya yang dibajak orang.
Maka ditunjuklah tiga akun yang terpercaya yaitu Ahyan Arief–Tri Puspitasari dan Lisnawaty, untuk mengklarifikasi kembali nomor kontak rahasia sebagai kontak terpercaya.
Melalui melalui jasa facebook yang menjadi kode rahasia sang pemilik akun yang asli, akhirnya ditemukan siapa sesungguhnya sang pemilik akun asli.
Subhan Rahim terus mengutak atik smarphone saya dan berusaha mengembalikan kata kunci yang sudah dirampok orang, “Setelah sekitar tiga jam utak-atik, akhirnya berhasil dikembalikan dan langsung menggantikan akun baru”
Akun baru menggunakan nama anyar : email syakhruddin@gmail.com kata kunci 2501xxxxxx
“Ternyata dunia maya, juga marak perampokan, akan tetapi facebook punya perangkat untuk klarifikasi terhadap para pengguna yang tidak bertanggungjawab”.
Kronologisnya, pukul 22.30 wita, dinihari Kamis (24/1) ada permintaan klarifikasi dari facebook, apakah ada perubahan terhadap facebook saya, khususnya kata sandi.
Akan tetapi tidak termonitor karena sedang tertidur pulas, akhirnya menjelang sholat Jumat (25/1), setelah pengiriman enam digit nomor atas permintaan Sugi di Bogor, semua sistim pada FB-ku terkunci.
Facebook hilang dari layar monitor, sedikit panik tetapi berusaha untuk tenang, sebagaimana pesan “Jangan panik saat menghadapi musibah”.
Jelang pelaksanaan sholat Jumat, sang perampok akun mulai beraksi meminta uang pada mitra saya diantaranya, ”Gurmewa di Sumatera Selatan, Ady dari Ambon, Hamdy Makassar, Aisyah NTB Adox Hermawan di Asmat Papua, Dedy di Sumedang dan Daeng Raga di BPBD Takalar dan sejumlah rekan lainnya”
Namun usaha mereka gagal, karena lebih awal saya sampaikan melalui grup WA dan email bahwa : akun syakhruddin sedang di hakker orang yang tak bertanggungjawab.
“Kini akun sudah disalahgunakan oknum yang tak bertanggungjawab”. Untuk minta uang dan pulsa kepada teman sejawat penulis.
Upaya pemulihan terus dilakukan, dan alhmadulillah, seusai sholat Jumat di Masjid Besar Al-Abrar langsung meluncur ke Warkop Radio Jalan Gunung Latimojong Makassar, untuk bersama-sama mencari siapa pelaku sesugguhnya.
Dengan kemampuan Subhan Rahim alias Nanang, nomor kontak hacker dipancing untuk mengakses pertemanan, namun kembali diblokir.
Ternyata dunia maya, juga dunia dimana tidak semua pemakainya orang orang jujur, ada juga memanfaatkan kesempatan untuk mencari jalur singkat mencari uang dengan mengatasnamakan orang lain untuk menipu dan meminta uang pada rekan / mitra dan sahabat sang pemilik akun.
“Apalagi kalau akun yang dibajak termasuk orang yang banyak sahabatnya”
Semoga dengan pengalaman yang berharga ini, akan memberi pengetahuan tambahan terhadap kejahatan dunia maya, dunia yang tanpa batas.
Dimana orang alim dan penjahat ada di dalamnya, tinggal kita sebagai pengguna memanfaatkanuntuk tujuan dan niat untuk apa, semuanya akan terpulang pada masing-masing pengguna.
Semoga dengan peristiwa di Hari Jumat 25 Januari 2018 menjadi pelajaran berharga dalam memanfaatkan dunia maya, dunia facebook menjadi pelajaran berharga untuk tidak percaya terhadap sms/pesan singkat sebelum klarfikasi ulang terhadap pengirim informasi awal, salamaki.