Detik-detik pergantian tahun dari 2017 ke tahun baru 2018 di Kota Makassar di sambut dengan berbagai kegiatan, ada warga yang melakukan aktifitas berupa dzikir akbar di Masjid Al-Markas Al-Islamy, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Lapangan Karebosi Makassar hingga masjid milik Telkom di Jalan A.P.Pettarani Makassar.
Sementara pada sisi yang lain, ada yang meniup terompet, bakar kembang api dan berpesta pora menyambut penanggalan Masehi 1 Januari 2018.
Sementara penulis memilih untuk berdiam diri di rumah dan menyaksikan siaran televisi serta mengikuti perkembangan kota melalui radio.
Menjelang magrib suasana di Masjid Besar Al-Abrar Gunungsari Baru Makassar dilaksanakan tauziyah tentang hakekat pergantian tahun.
Sementara di Televisi Sulawesi Selatan, mantan Gubernur Sulawesi Selatan, HM. Amin Syam berpidato tentang pergantian tahun dan mempromosikan H.M. Andi Nurdin Halid sebagai kandidat Gubernur Sulawesi Selatan, sekaligus mengharapkan agar penggantian tahun tidak usah meniup terompet dan membakar petasan karena itu tradisi dari agama di luar Islam.
Selain itu, dari sisi keluarga sesuai rencana Senin 1 Januari 2018 akan dilakukan pengukuran tanah peninggalan orang tua, untuk dua anak almarhum adik penulis, Nurtia Dg Sanga untuk dua anaknya Herman dan Yayu.
Dengan demikian, tanggungjawab terhadap amanah dari Ibunya Nurtia Dg Sanga sudah dilaksanakan dengan baik dan selanjutnya sisa pembagian tanah diamanahkan untuk anak kedua Syawal Agussentosa Bin H. Syakhruddin dan selanjutnya dikelola secara profesional.
Proses pergantian tahun baru untuk wilayah Indonesia Timur, dimulai melalui saluran TVRI kemudian menyusul untuk Kawasan Indonesia Tengah dengan pusat kegiatan di Pantai Losari Makassar dan begitulah selanjutnya hingga kawasan Indonesia Barat menandai pergantian tahun baru 1 Januari 2018.
Tahun 2018 merupakan tahun politik atau tahun festival demokrasi yang selanjutnya akan memilih pemimpin bukan memilih penguasa.
Tahun 2018 akan memilih 171 pemimpin wilayah baik bupati/walikota maupun gubernur se-Indonesia.
Terlepas dari semua itu, festival demokrasi juga merupakan tahun ekonomi yang harus diperhatikan, sebagai warga masyarakat tentu kita sangat prihatin dengan keluhan masyarakat mulai dari tarif listrik, pajak, BBM, elpiji dan kebutuhan lainnya yang terus meningkat.
Karena itu, mari kita memasuki tahun 2018 dengan semangat kompetisi untuk memilih pemimpin yang akan mengantar warganya menuju “Indonesia Sejahtera” salamaki.
Penulis : syakhruddin
-
081 2424 5938