Jambore Tagana di Tondano sudah berakhir, akan tetapi ada satu acara yang membuat kami bergetar dan makin menggelorakan semangat pengabdian yaitu pada acara, Santiaji Tagana Nasional yg dilaksanakan Rabu malam (24/10).
Kami segenap peserta Jambore dengan pakaian PDH lengkap berbaris rapi di halaman stadion Maesa Tondano.
Seonggok tumpukan kayu kering ditengah lapangan yang telah disiram minyak tanah, sementara tali sumbu yang dihubungkan ke tribune utama, tempat dimana Direktur PSKBA, Adhy Karyono memberikan sambutan.
Sejurus kemudian, Pataka Tagana dan diiringi bendera merah putih memasuki lapangan upacara dengan langkah tegap dan suasana yang sangat hening.
Sejenak kemudian, dengan lantang komandan memberikan aba-aba penghormatan terhadap panji-panji kebesaran Tagana hingga tiba di mimbar utama dan diserahkan kepada Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Adhy Karyono.
Acara berikutnya adalah menyulut sumbu utama yang letaknya di depan tribune, didampingi utusan dari luar negeri.
Anounser acara renung hening ini dipandu perintis Tagana Indonesia, H.Syakhruddin.DN dari Sulawesi Selatan.
Dengan suara yang menggelegar diheningan malam, membangkitkan semangat pengabdian untuk Tagana lalu api disulut dari sumbu yg ada di tribune.
Kemudian api secara perlahan menjalar naik ke tiang gantungan membakar kendi yang berisi minyak tanah dan spritus.
Saat pengikat sumbu yang terbuat dan tali rapiah yang menjadi penghubung habis terbakar, api meluncur ke bawah langsung menuju tumpukan kayu yang juga sudah disiram minyak tanah
akhirnya api menjalar dan terbakar menjadi “api unggun” yang besar.
Kami serentak menyanyikan lagu padamu negeri dilanjutkan dengan lagu syukur dan di penghujung acara saling berangkulan dan foto bersama yang diawali dengan salaman sesama anggota khususnya para Perintis Tagana Indonesia (syakhruddin)