Bertemu dengan Herman, anak dari Nurtia Dg Sanga (almarhumah) dan Baharuddin Dg Gading (almarhum) di pintu belakang Mesjid Besar Al-Abrar Gunungsari Baru Makassar, membuat suasana batinku terguncang.
Betapa tidak, anak kemenakan yang satu ini, hidup sebatangkara di rumah peninggalan kakek buyutnya, Haji Dobolo Dg Nassa di kawasan Jalan Andi Tonro Makassar.
Dalam sholat magrib yang berlangsung khusyuk di malam ke-9 Ramadan 1437 H, membuat seluruh persendian menjadi kaku dan ingin rasanya menangis sejadi-jadinya. Betapa tidak, dalam kondisi sholat magrib yang khusyuk itu, tiba-tiba terngiang pesan almarhumah Nurtia Dg Sanga, saat akan menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar.
“Daeng Lurang, jagakan anakku, tuturnya dalam kondisi menangis” Iya dinda, saya akan menjaganya !!! sejenak kemudian ia terdiam, saya pamit pulang, menjelang pukul tiga dinihari, datang suaminya almarhum Baharuddin Dg Gading.
Nurtia sudah meninggalkan kita semua, Innalillahi wa innailahi rajiun, adindaku berpulang kepangkuan ilahi dengan tenang dan kami memakamkan di samping ayahanda tercinta di Kampung Boddia Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Usai sholat Isya, kembali bertemu kemenakan yang ikut berjamaah, dan Penulis sudah mempersiapkan lembaran lima puluh ribu, walaupun kondisiku sendiri kurang mendukung, namun masih ada lembaran ribuan yang dapat digunakan untuk membeli bahan bakar keesokan harinya, gumanku dalam hati.
Setelah kuserahkan, nampak senyum mekar dari Herman, seakan begitu bahagia menerima pemberianku. Dan Penulispun larut dalam dialog dengan Ustaz yang membawakan materi tentang hakekat dari bulan suci Ramadan 1436 H.
Sekembalinya ke rumah, kulanjutkan kembali naskah yang tertunda tadi, karena menuju masjid untuk berjamaah. Sejurus kemudian anganku teringat akan seseorang yang nun jauh disana. Dalam pembicaraan singkat tadi siang mengatakan,” Sudah cukup lama tak pernah lagi ada tulisan yang mengurai airmata, katanya dalam nada protes.
Ternyata memang tidak mudah untuk menghadirkan hati dalam kondisi yang tidak sesuai dengan waktu dan kondisi yang menunjang. Disadari, selama ini tulisan-tulisan di Blog hanya bersifat informatif, padahal begitu banyak yang bisa dituangkan dengan kata yang berangkai dan tersusun indah.
Terima kasih sudah diingatkan, semoga dimalam-malam ramadan berikutnya akan memberikan inspirasi untuk kembali menulis dalam nuansa batin yang penuh gelora kehidupan, selamat malam dan selamat menyongsong saat datangnya sahur dihari ke sembilan ramadan 1437 H.
Akhirnya goresan pena ini harus kuakhiri, karena ruang dan media untuk merealisasikan janjiku terhadap kemenakan sudah terpenuhi malam ini, semoga adindaku Nurtia Dg Sanga dan ayahbunda serta adik ipar yang sudah mendahului dialam sana, dapat tersenyum bahagia sembari kami mengirimkan ummul kitab, Al-Fatihah.
Sampai jumpa dalam tulisan berikutnya dalam nuansa yang penuh magis dan tatanan naskah yang terbuang sayang terbaca ulang, salamaki.
Penulis,
H.Syakhruddin.DNĀ HP 081 2424 5938
email : syakhruddin@gmail.com