
Senin, 22 Agustus 2015 merupakan saat pertama menempati kantor baru, pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya pada unit Laboratorium Dakwah di Lantai III, Kampus II Samata
Kondisi dan suasana kantor, duduk berdua dengan seorang kepala unit laboratorium dan 40 unit komputer pada sektor dalam, semua ini memberikan nuansa tersendiri, mengingatkanku pada saat pertama sebagai pegawai sebagai staf pada Kantor Departemen Sosial Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda 32 tahun silam.
Kali ini, tentu nuansanya sudah beda, kami tidak harus bekerja secara disiplin dengan pola full time, disini hanya part time , tetapi fungsinya kepada profesionalisme.
Kebetulan ditempatkan pada percetakan dan penerbitan, sehingga semua naskah-naskah dakwah dan aktifitas yang terkait dengan unit laboratorium harus melalui unit ini.
Sebuah pekerjaan baru, yang tentunya akan memberikan kegembiraan kerja, bukan lagi untuk target prestasi dan mencapai tingkat tertinggi, melainkan untuk mengisi masa pascapensiun dengan bekerja sesuai dengan hati nurani, kegembiraan dan hasil yang profesionalisme, karena dikerjakan dengan hati yang riang.
Kondisi saat ini, memang belum ramai karena mahasiswa belum kuliah, ke depan mungkin ruangan ini akan menjadi ruang tersibuk, khususnya bagi mereka yang akan melakukan praktikum bidang komputer.
Ada situasi yang berbeda dengan ketika bekerja sebagai pemimpin redaksi di salah satu tabloid. Saat itu, ruangan saya berada dalam kamar sendiri, tentu saja kesannya memang sedikit eksekutif. Hanya saja, ada kondisi yang kurang menguntungkan, “Perasaan hati seperti pesuruh dan sedikit berada dalam tekanan kerja” terutama pada saat-saat deadline untuk penerbitan.
Padahal seorang penulis sejati, jiwanya harus bebas dari intervensi, tekanan perasaan, apalagi kalau kondisinya tidak menguntungkan.
Setelah beberapa bulan berlalu, akhirnya penunjukkan dari Kampus Univeritas Islam Negeri Makassar, sebagai orang yang bertanggungjawab pada penerbitan di bawah bendera Fakultas Dakwah dan Komunikasi, kini benar-benar menjadi suatu kenyataan.
Seseorang yang nun jauh disana, berujar dari balik telepon genggamnya “JANGAN HINDARI TAKDIR” tuturnya seraya tersenyum dari balik telepon genggamnya.
Kini kondisi masih dalam tahap permulaan, segala sesuatunya kalau masih baru, selain menatang juga banyak hal-hal yang perlu pembenahan. Meja kerja, printer, dispenser sudah tersedia dengan baik, sekarang tinggal bekerja dan mengoreksi naskah-naskah yang akan diterbitkan, sekaligus memberikan beberapa assesoris terhadap tulisan-tulisan para pendakwah sehingga semakin konprehensif.
Tata naskah, letak dan gambar desain tentunya akan memberikan daya tarik tersendiri bagi pemnbacanya dan itulah yang menjadi tugasku kali ini, termasuk bekerja sama dengan baik desain grafis untuk selanjutnya memasuki unit percetakan.
Adapun produk akhir, akan menjadi buku pegangan bagi setiap dosen/mahasiswa, sehingga naskah tidak boleh salah tulis, tetapi harus jelas, tepat, menarik dan tuntas.
Semoga dengan tugas di unit baru, semakin memberikan penekanan bahwa, masa pensiun bukan akhir dari segalanya, salamaki.
Makassar, 2 Agustus 2015