Nama lengkapnya Primayanto Hadi Saputra Alumni UNM Jurusan Pendidikan Tehnik Elektronika, merupakan anak kemenakan langsung, yang dalam percakapan lintas dengan Penulis mengatakan, “Om, saya sudah disuruh melamar”
Oh ya, orang dari mana, yang jelas orang Indonesia Om, tinggal di Antang, Orang tuanya dari Sinjai dan Ibunya dari Palopo. Tentu saja pertanyaan ini tengah mengusik perasaan sebagai pengganti orang tua. Maklum sejak kecil Anto ditinggal orang tua.
Dan itulah kehidupan anak – anak dewasa ini, disaat sepertilah menuntut tanggungjawab untuk menjadikan anak-anak sebagai salah satu beban tanggungjawab, mulai dari saat dilahirkan, dibesarkan lalu disekolahkan dan terakhir dikawinkan, itulah tugas sebagai seorang orang tua.
Salah satu yang menjadi tantangan bagi kami di Sulawesi Selatan, adalah tradisi adat-istiadata yang kadang sangat memberatkan calon mempelai dengan adanya “Uang Panaik” apalagi kalau status keluarga itu memiliki latar belakang adat yang masih dijunjung tinggi, maka pasaran uang panaik berkisar diantara Rp 75 s/d Rp 150 juta per sekali pesta.
Lalu bagaimana langkah ANTO selanjutnya, kini pihak keluarga tengah berunding untuk saling memberikan dukungan, perhatian dan tanggungjawab agar sang anak dapat duduk di kursi pelaminan. Pertanyaannya kemudian, kapan tanggal pelaksanaannya, kini masih dalam proses pembahasan keluarga sekaligus menghimpun kekuatan untuk “Uang Panaik” itu tadi.
Ketika Anto bertanya kepadaku, bagaimana pendapat Om tentang itu, dengan spontan kujawab, “Maju terus anak muda, pantang tugas tidak tuntas, ” salamaki dan selamat menjadi kandidat calon pengantin.