SYAKHRUDDIN.COM – Pelaksanaan kemah gembira yang di kemas dalam bentuk Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami) berlangsung di Puncak Gunung Datara, Sabtu-Minggu, 16 s/d 17 Mei 2015.
Keterlibatan para Dosen masing-masing, Drs.Wahab Awing,MM, Drs. Nuryadi Kadir, M.Si dan Suharyadi dengan Instruktur utama Drs.H.Syakhruddin.DN,M.Si, dibantu para Narasumber dari TAGANA dikoordinir Muhlis Moed dan Tim Communication Rescue (CORE) dibawah kendali, Drs.Daniyal Opo,M.Si membuat suasana kemah gembira menjadi semarak.
Mahasiswa Semester VI JurUsan Kesejahteraan Sosial dan penggembira dari Semester IV dan II, turut serta dalam kegiatan kemah gembira. Berawal kumpul di Kampus II Samata, kemudian dilepas secara resmi, lalu menggunakan sepeda motor hingga tiba di Kampung Pattiro, selanjutnya menyimpan sepeda motor dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.
Para peserta dibagi dalam tujuh kelompok, masing-masing didampingi tiga orang anggota CORE dan Tim dari BOCAH (Bina Organisasi Cinta Alam Hijau) yang bermarkas di sekitar Bontomarannu.
BOCAH merupakan kumpulan anak-anak muda yang selama ini rajin menjelajah di pegunungan di Sulawesi Selatan sambil membawa tanaman untk penghijauan di pegunungan.
Perjalanan gembira, dikemas dalam Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) di kandung maksud, menerapkan ilmu pengetahuan dan melakukan tugas Mahasiswa yaitu “Pemetaan Daerah Rawan Bencana” dan bagi rekan-rekan di Communication Rescue (CORE) dimaksudkan, untuk kepentingan perbaikan “Tali Labran” yang selama ini menyangga tiang utama stasiun pancar ulang (refiter), milik komunitas TAGANA-CORE Orari Daerah Sulawesi Selatan.
Dalam perjalanan merambah Bukit Datara yang terletak di Dusun Datara Desa Mangempang Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa, tempat dimana refiter berdiri, ada anggota tim penggembira yang motornya bocor ditengah jalan.
Tim paling terakhir, lalu menunggu anggota yang mengalami kesulitan. Keduanya ditungguin oleh Sukimung Dg Sutte dan Saparuddin Dg Kulle yang merupakan rombongan paling belakang, untuk menjaga kemungkinan bilamana ada anggota tersesat atau mengalami kesulitan.
Komunikasi antar lini, juga selalu dilakukan melalui pesawat handy talky (HT), masing-masing kelompok mempunya radio HT sehingga perkembangan dapat dipantau setiap saat.
Setelah tiba di pintu gerbang menuju Datara di Kampung Pattiro, sepeda motor lalu disimpan dirumah salah seorang tokoh masyarakat, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki yang dibagi dalam tujuh kelompok.
Perjalanan dimulai di panas terik , di kejauhan nampak pakaian biru-biru tertulis TAGANA, memberikan spirit untuk terus melangkah.
Demikian halnya Dosen Abd. Wahab Awing yang tertinggal agak dibelakang, dituturkan setelah 20 tahun lamanya tidak pernah mendaki gunung, barulah sekarang diulang lagi, karena jaraknya jauh dan mendaki, memaksa untuk istirahat setiap kali melewati pendakian.
Jalan melingkar yang berbatu cadas, membuat istirahat di tumpukan batu, seraya mengisap rokoknya dalam-dalam, ditemani TAGANA putri yang juga harus menyusuaikan langkah.
Barang bawaan dan tas rangsel mereka diangkut melalui mobil open-kap milik Pak Iwan alias Syamsuddin Paerang yang dikenal dengan Core 8.
Setelah melalui perjalanan panjang yang melelahkan, keringat yang mengucur dan membakar lemak yang selama ini tertinggal karena hanya bekerja di kamar ber AC. Kali ini, harus berjalan kaki, mendaki gunung dengan semangat pagi.
Setelah sampai di rumah Kepala Dusun Datara, Anwar Dg Talli, menikmati air es lalu menyantap langsat yang baru saja dipetik dari pohon langsat dibelakang rumah.
Sementara Tim pertama, dipimpin Drs.Daniyal Opo langsung ke lokasi refiter dan memasang tali labran bersama anggota dari Bocah Gowa.
Ketika Jam menunjukkan Pukul 15.00 Wita, rombongan besar bergerak ke Puncak Datara, tempat dimana terbangun Tugu Keserasian Sosial. Sebuah kolam besar yang dibangun untuk menampung air bersih. Namun sayang, bak tersebut bocor sehingga menurut kepala dusun, akan memperbaiki melalui dana ADD (anggaran Dana Desa) tahun depan, tuturnya.
Setelah merampungkan barang-barang lalu dilakukan permainan atau game-game untuk para peserta, kali ini dibagi dalam tiga kelompok besar.
Kehadiran Saudara Muchlis Moed, memberikan pengetahuan praktis tentang hipnoterafis kepada para Mahasiswa, menambah serunya game-game yang dipertontonkan, termasuk salah seorang yang memasuki alam bawah sadar sambil menangis, yang ternyata itu adalah roh kembarnya yang berada di Sengkang-Wajo.
Berbeda dengan dua orang lainnya, yang dibawa ke Pulau Dewata sambil melihat suasana dan fanorama alam yang indah dan menggambarkan bagaimana Pulau Dewata.
Setelah melihat melalui kacamata tembus pandang, akhirnya ketiganyapun lalu dikembalikan kepada dunia nyata dan mengundang tepuk tangan anggota TAGANA dan warga masyarakat Datara yang datang berkunjung.
Santap malampun berlangsung dalam suasana “Makan Versi Tagana:” duduk bersama, lalu menatap makanan, berdoa dan makan tanpa suara” waktunya lima menit dan tidak ada satupun yang tersisa dipiring. Usai santap malam dan dilanjutkan dengan kegiatan malam hai di alam terbuka.
Setelah istirahat semalam, menjelang subuh, sholat subuh lalu menjemput mentari di Puncak Datara. Sembari menikmati kopi dan the di pagi hari, game-game dilanjutkan untuk pemahaman tentang pertolongan pertama pada kecelakaan, oleh Abd. Rahman dari Unit Gawat darurat RS. Syekh Yusuf Gowa.
Menyusul mengenai tata cara penggunaan tali-temali dan perangkat yang dipergunakan untuk mendaki gunung oleh Mentor dari Bocah Gowa.
Usai santap siang, dilakukan sesi pemotretan oleh Saudara M. Tahar, dilanjutkan dengan pembongkaran tenda dan kembali ke rumah Pak Dusun Datara untuk berbenah dan berganti pakaian.
Setelah ganti pakaian, kemudian melanjutkan perjalanan pulang di Kampung Pattiro, mengambil motor dan pulang kerumah masing-masing.
Sebuah perjalanan untuk kegiatan Kemah Gembira di Puncak Datara dengan segala kenangan dan keindahan yang sulit di lukiskan dengan kata-kata, salamaki.
Penulis,
H.SYAKHRUDDIN.DN