Kepergian bulan suci Ramadan 1435 H telah membawa begitu banyak hikmah dan mutiara kebajikan yang perlu dilestarikan. Sholat malam, puasa, infaq dan sedekah serta membaca ayat suci Al-Quran jangan sampai berakhir setelah Ramadan berlalu.
Di Bulan Syawal 1435 H, kita kembali di tuntut untuk melaksanakan puasa syawal selama enam hari lamanya, seorang hamba dapat melaksanakan dengan pola puasa Senin-Kamis atau puasa secara berurutan, mulai hari Senin dan berakhir di hari Sabtu, tinggal Anda yang memilih sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang tersedia.
Selain itu, seorang hamba diharapkan untuk senantiasa mendoakan sesama hamba yang lain, karena pada saat mendoakan itu, Malaikat diatas kepala sang hamba juga mendoakan, “Insya Allah, engkaupun akan demikian. Intinya, manakala kita mendoakan Saudara kita sesungguhnya kita mendoakan diri sendiri.
Dalam kesyahduan bulan Syawal, kami senantiasa mendoakan orang-orang terkasih yang ada di kejauhan, kami tak sempat lebaran bersama karena bidang tugas dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk bisa bersama. Karenanya, kami hanya saling berkirim kabar, baik itu melalui SMS maupun melalui email.
Belakangan ini, mungkin karena kesibukan bersilaturahmi atau perangkat yang digunakan sedang mengalami kerusakan atau juga karena tanggungjawab tugas yang memaksa untuk bisa selesai sehingga tak ada lagi waktu untuk saling berkabar, akan tetapi semua gambaran kesibukan dan perasaan hati, semua dapat dibaca melalui tulisan di blog.
Salah seorang sahabat pena yang bertempat tinggal di Kota Minyak Balikpapan, kami mengikuti perkembangannya dan melihat goresan penanya melalui blog yang ditulis, hanya saja blog itu sepertinya terlantar karena jarang di isi dengan tulisan baru yang menggambarkan tentang kondisi dan perasaan hati di kinian.
Di sadari bahwa membuat blog itu, gampang-gampang susah, kalau penjiwaannya memang suka menulis, maka dalam waktu relatif singkat sebuah tulisan dapat selesai, sebagaimana orang bijak selalu bertutur, “Lancar kaji karena di ulang, pasar jalan karena di tempuh”.
Sesuatu yang selalu di ulang-ulang maka itu akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan yang baik itu patut untuk di ulangi, sebagaimana dengan kebiasaan berpuasa maka sebaiknya mari kita mengisi bulan Syawal ini dengan berpuasa selama enam hari lamanya, salamaki.