
Syahdan di zaman kerajaan dahulu, ada satu keluarga (suami-isteri) yang melahirkan anak kembar, seorang bayi perempuan dan seorang bayi laki-laki. Bayi perempuan ini bentuknya seperti seekor “buaya”.
Ketika melahirkan untuk kedua kalinya, Sang ibu tadi, masih melahirkan anak kembar, seorang laki-laki dan seorang bayi perempuan, bentuk dari bayi lelaki ini sama seperti “buaya”.
Usai menyaksikan sang jabang bayi, maka si ibu membawa bayinya ke sebuah sungai di sekitar kawasan Sungai Tallo, Disanalah sang jabang bayi buaya di lepas hingga tumbuh besar menjadi seekor buaya.
Suatu ketika seorang penduduk yang sedang mencari ikan di pinggir sungai, dengan perlengkapan sebuah “JALA” (jaring penangkap ikan). Disaat Jala dikembangkan dan di buang ke tengah sungai, kemudian menarik perlahan-lahan dan terasa amat berat.
Dalam benaknya dia akan mendapat ikan besar, semakin ditarik ke pinggir sungai semakin berat. Dan Alangkah kagetnya setelah tiba di pinggir sungai dalam jalannya tampak “Buaya Putih”.
Si pencari ikan ini lalu berlari kencang ke kampung dan memberi tahu warga kampung kalau ia mendapatkan “Buaya Putih” dalam jala nya. Berdatanganlah warga masyarakat ke pinggir sungai.
Setelah warga berkerumun, mereka menyaksikan “Buaya Putih” merobek-robek jala sehingga terlepas dari perangkat dan selanjutnya kembali ke sungai .
Berselang beberapa lama, Si pencari ikan ini kembali ke sungai untuk kedua kalinya. Tak lama kemudian, ia membuang jalanya ke sungai dan menariknya perlahan-lahan ke pinggir sungai. Kali ini, ia mendapat lagi seekor buaya tapi beda dengan buaya yang pernah didapat sebelumnya.
Buaya yang dilihat kali ini, berwarna hitam di punggungnya dengan belang kedua sisinya dan memiliki lima jari tangan, beda dengan jenis buaya lainnya.
Si pencari ikan kembali lagi memberitahu warga maka berdatanganlah warga ke lokasi kejadian, kali ini buaya kembali mengamuk dan merobek-robek alat penangkat ikan berupa “JALA” lalu sang buaya turun kembali ke sungai.
Dari peristiwa tersebut, sehingga warga menyebutnya kawasan penemuan itu sebagai “Kampoeng Sinrijaya” (Karena jala yang digunakan dirobek-robek oleh buaya).
Hebohlah masyarakat menceriterakan peristiwa tersebut, Itu “Buaya Putih” dan “Buaya Hitam/belang sangat ganas di dalam air, bahkan menurut penuturan warga “Buaya Putih “sangat ganas di sungai dan terbilang sebagai penguasa sungai dan mengomando semua buaya yang ada di sungai.
Suatu ketika hujan terus menerus selama tiga hari tiga malam, sehingga banjir melanda perkampungan dan salah seorang warga kampung melihat seekor buaya yang sangat jinak. Ada juga warga yang ingin membunuh sang buaya.
Namun warga lainnya menghalangi dan mengatakan, “Jangan dibunuh, ini bukan buaya biasa karena jari-jarinya lima, mirip manusia”.
Terdengarlah berita ini ke telinga seorang ibu yang pernah melahirkan kembar buaya, terbetiklah dihati mereka kalau itu adalah anaknya.
Maka sang ibu tadi berlari ke lokasi dimana buaya itu sedang dikerumuni warga masyarakat. Rasa takut yang menghantuinya mengalahkan rasa cintanya. Sebagaimana ungkapan bijak “Kasih anak sepanjang jalan, kasih ibu sepanjang jalan.”
Ia lalu mengelus sang buaya mulai dari kepala hingga ekor, lalu membawa sang buaya itu ke rumah kediamannya lalu disiapkan aneka makanan, mulai dari telur, daun sirih di pasang disi sang buaya.
Atas keesaan Allah SWT. Saudara kembarnya bermimpi bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik dan itulah yang kini menjadi buaya yang ada di rumahnya sekarang.
Dari mimpi itulah diketahui kalau sadara kembarnya itu bernama “SINRIJALA” karena disanalah sering kali sang buaya memunculkan dirinya.
Berselang satu malam menginap di rumah orang tua dan saudara kembarnya, menjelang subuh, sang buaya kembali turun ke sungai dan hujanpun berhenti dan warga kembali melakukan aktifitas sebagai biasanya.
Begitulah seputar ceritera rakyat tentang “SINRIJALA” dan dari lokasi peristiwa kejadian kini menjadi kawasan yang sangat ramai di Kota Makassar dan menjadi “Kelurahan Sinrijala” di Kota Makassar, Salamaki
Disadur dari kiriman email, Drs.Daniyal Opo,M.Si Anggota Communications Rescue 02 yang kini sedang sibuk mengumpul ceritera rakyat untuk dijadikan muatan lokal, Salamaki
Salam takzim,
website : syakhruddin.com SMS : 081 2424 5938
email 1 : syakhruddin@gmail.com Pin BB : 2A2 FC 722
email 2 : syakhruddin@yahoo.co.id Pin Android : 7BCE 92D9
Jalan Andi Tonro I No. 6 Makassar 90222