Anak perusahaan Garuda Indonesia Air Lines, CITILINK, terhitung Jumat, 10 Januari 2014 melakukan pendaratan perdana dalam pengoperasian secara komersial DI Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta yang selama ini merupakan basecamp dari Angkatan Udara Republik Indonesia.
Selain pesawat CITILINK akan menyusul Garuda Indonesia Airways, untuk memanfaatkan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai sarana untuk pendaratan dan tinggal landas bagi penerbangan komersial di Indonesia.
Pada hari yang sama, Jumat 10 Januari 2014 merupakan kesempatan pertama bagi Mantan Ketua Partai Demokrat Indonesia, Anas Urbaningrum ke Kantor Antirasuah pimpinan Abraham Samad dari Sulawesi Selatan.
Kehadiran Anas Urbaningrum setelah dua kali mangkir dari panggilan KPK, akhirnya datang seorang diri tanpa didampingi penasehat hukum, setelah melalui pemeriksaan perdana, akhirnya KPK menetapkan putusan untuk mengenakan “Baju Orange” kepada Sang Ketua “Pergerakan Perhimpunan Indonesia”
Jumat Kramat, merupakan sebuah jadwal waktu yang selalu digunakan KPK untuk menahan setiap orang yang diperiksa pada hari jumat, sebagaimana nasib yang dialami, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda S. Goeltom, Anggota DPR-RI Angelia Sondakh, mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo dan Gubernur Banten Atut Chosiyah.
Terlepas dari semua itu,bahwa penerbangan Indonesia yang makin menjamur di musim hujan tentunya membutuhkan bandara yang refresentatif, dan untuk membangun sebuah bandara yang refresentatif dibutuhkan anggaran besar, sekitar 400 trilyun rupiah.
Karena itu Menteri Perhubungan E.E.Mangindaan akan mengoperasikan lapangan perintis yang tersebar pada empat belas lokasi, termasuk sepuluh buah berada di kawasan Timur Indonesia dan empat lainnya berada di Kawasan Barat Indonesia.
Pendaratan CITYLINK di Bandara Halim Perdanakusuma berlangsung lancar walaupun harus deley selama satu jam dari rencana semula, sementara suami Athiyyah Laila yang datang tanpa penasehat hukum, diakhir pertemuan harus mengenakan “Baju Tahanan KPK”.
Anas Urbaningrum yang masih kelihatan tegar menerima lkenyataan ini, memberikan pernyataan kepada kuli disket bahwa, penahanannya adalah Kado Tahun Baru buat SB.
Dengan demikian, Anas Urbaningrum kini telah memasuki “Lembaran Kedua” dalam sejarah pertarungan antara Pimpinan Partai Demokrat Indonesia dengan Ketua Perhimpunan Pergerakan Indonesia, bagaimana akhir dari babak pertarungan ini, biarlah sejarah yang akan mencatatnya, salamaki
Salam Takzim,
website : syakhruddin.com SMS : 081 2424 5938
email 1 : syakhruddin@gmail.com Pin BB : 2A2 FC 722
email 2 : syakhruddin@yahoo.co.id Pin Android : 7BCE 92D9