Adalah adik ipar Syawal Agus Sentosa alias Agus, bernama lengkap Nasir Bin Kasim(28 thn) terpaksa mendekam di RS.Akademis Jaury Yusuf Putra, karena menderita infeksi dan peradangan paru-paru. Oleh dokter yg merawatnya, Nasir harus istirahat dan transfusi darah dan minum obat secara teratur. Sudah dua kantong darah O masuk ke tubuhnya dan cairan dari tubuhnya sudah diisap melalui punggungnya. Kini Nasir sudah mulai terlihat segar, menikmati suasana santai di kamar No 9 Anggrek RS.Akademis Makassar.
Nasir adalah ayah dari seorang anak dan isterinya dari Jawa Timur, kini mulai bisa menikmati suasana tenang di kamar perawatan, sambil menonton TV One yang menyiarkan musibah bus terguling ke sungai, akibat remnya blooong. Melihat Nasir yang masih belia menderita sakit, maka selayaknya Penulis mengucap syukur atas rakhmat yang diberikan Allah SWT. berupa rakhmat kesehatan, kesempatan dan keselamatan sehingga dapat menikmati kehidupan yang segar dan senantiasa fit untuk berkarya.
Untuk tetap bisa menjaga kondisi yang selalu prima, Kamis (22/8) seusai menjenguk Nasir, langsung mengunjungi Mol Panakukang (MP) Makassar untuk melakukan pijat refleksi dengan terafis Sdr.Thayeb yang selama ini sudah mengetahui kondisi fisik serta posisi pijitan yang sering tersumbat. Sehingga sang penulis bisa tertidur pulas saat berlangsung refleski.
Setelah terafis Thayeb menuntaskan tugasnya dan kondisi tubuh mulai bugar kembali setelah sebulan lamanya absen di pijat karena melaksanakan ibadah puasa ramadan 1434 H. Suasana Mol yang mulai ditinggal pengunjung namun di di lantai dua yang menghubungkan ke jalur hotel Swis Bell, terdapat caffeholicasuhan Daeng Sija yang masih terbuka. Kami berdua mampir dan menyantap mie ayam Jawa dengan pramusaji yang murah senyum mengundang simpatik.
Dari pelayanan dan cara menyajikan makanan sangat bersahabat, tentunya mengundang simpatik dan layak mendapatkan tip, namun di saat meminta struk pembayaran rupanya bukan dia yang datang, sehingga tip yang disiapkan batal diserahkan. Dunia layanan adalah dunia tip, akan tetapi bilamana salah dalam memberikan tip dan berbau suap, urusannya bisa sampai ke tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebagaimana nasib yang dialami, Rudi Rubiandiniputra kelahiran Tasikmalaya, Jumat 9 Februari 1962 yang tertangkap tangan oleh tim KPK karena menerima tip atau suap dari Komisaris PT. Kernel Oil Simon Gunawan dari Singapura melalui pelatih golf Rudi Deviardi alias Ardi. Nasib naas yang melanda Rudi tentu ada kaitannya dengan tip dan licinnya uang migas membuat sarjana tehnik perminyakan ITB tahun 1985 harus berurusan dengan KPK pimpinan Abraham Samad dari Sulawesi Selatan.
Reputasi sang profesor yang bernama lengkap Dr.Ing.Ir.Rudi Rubiandini R.S adalah akademisi dan pengamat perminyakan Indonesia, mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, menjabat sebagai Kepala SKK Migas ini, akhirnya gagal meraih puncak karier karena tergelincir dengan persoalan tip. Apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur, kini saatnya untuk kembali menata diri, memperbaiki yang terserat dan kembali menata kesehatan sebagaimana Nasir yang sekarang sudah mulai membaik di Rumah Sakit Akademis di Makassar, Salamaki.
Salam Takzim,
www.syakhruddin.com
email : syakhruddin@gmail.com
email : syakhruddin@yahoo.co.id
SMS : 081 2424 5938 PIN 2A2 FC 722