Seperti malam-malam sebelumnya, kali ini pembahasan ustas Mustari Ago di Masjid Jami Al-Abrar yang beralamat di Jalan Sultan Alauddin No. 84 Gunung Sari Makassar, membahas topik, tentang “Kisah Firaun dan Karun” yang sombong.
Mustari Ago yang hampir terlambat tiba di Masjid Al-Abrar karena mengikuti kegiatan buka puasa di Desa Anasappu Kec. Bontonompo Gowa, dengan perjalanan yang jauh dan lalu lintas yang padat, akhirnya bisa sampai tepat pada waktunya, demikian pengakuan sang ustaz sebelum memulai ceramahnya.
Dikatakan, masuklah engkau ke pintu neraka jahannam dan itulah tempat yang sebaik-baiknya bagi orang yang sombong. Seseorang itu terkadang sombong, disebabkan karena faktor keturunan, harta benda, karena wajah yang cantik dan sebagainya.
Sama dengan kesombongan yang dimiliki oleh Iblis, ketika Allah menyuruh para Malaikat untuk sujud kepada Adam, maka seluruh Malaikat sujud kepada Adam, kecuali “Iblis Laknatulah” yang tidak mau sujud.
Penantangan kepada Allah, karena proses kejadiannya, “Iblis” membantah Allah dengan mengatakan, “bukankah Adam beraasal dari “Tanah” sementara saya berasal dari “API” dala firman Tuhan mengatakan, “Liadama Pasajadu, Illa iblisabah, wastakabarah, wakana minalkafirin”.
Allah melaknat Iblis karena kesombongannya, “dan atas restu dari Allah, Iblis diberi tangguh hingga akhir zaman, untuk menggoda anak cucu Adam, hingga terjerembeb ke dalam api neraka bersamanya.
Sejarah mencatat, bagaimana “Firaun” dengan segala kesombongannya, bahkan mengaku dirinya “Tuhan” sehingga laknat turun kepadanya, mereka tenggelam di laut dalam upayanya mengejar Nabi Musa, namun Tuhan mengawetkan jasadnya, agar menjadi saksi sejarah dalam kehidupan umat manusia.
Hal yang sama juga ditunjukkan oleh “Karun” dengan kekayaaan yang dimiliki tiga perempat dari isi dunia, membuat “Karun” menjadi sombong , akibatnya Allah SWT.
Menenggelamkan seluruh harta benda milik “Karun” dan itulah yang melahirkan istilah, setiap kali menemukan barang galian yang tidak diketahui darimana asal muasalnya, masyarakat langsung memberi cap “Harta Karun”.
Usai ceramah dilanjutkan sholat Tarawih dan Witir berjamaah, lalu kembali ke rumah masing-masing. Saat memasuki kawasan di Jalan Andi Tonro I No. 6 Makassar, sejumlah anak muda sedang berkumpul, salah seorang yang berdiri lesu dikerumuni oleh sahabatnya.
Rupanya ada insiden berupa “Pencurian Motor Suzuki Merah, disaat sedang bertamu di rumah teman wanitanya. Karena lengah dan hanya berselang sepuluh menit, motor dibawa maling, tapi itu tidak termasuk “Harta Karun” melainkan “Pencurian”
Orang tua sang pemilik motor yang datang ke tempat kejadian dengan seorang anggota Polisi memberikan foto copi STNK kepada Penulis. Dari lembaran STNK itu dapat dicatatkan identitas kendaraan, Pemiliknya bernama Dirmansyah Syam beralamat di Jalan Jipang IV No. 39 Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
Motor Suzuki berwarna merah DD 4890 UW, hilang dari tepat parkir disaat sang pemilik sedang bertamu di rumah salah seorang wanita di rumah kost milik Pak Alwy.
Penjual bakso dan seorang anak kecil, melihat motor tersebut di seret dariĀ asrama ke ujung lorong, hanya saja, sang penjual bakso menyangka kalau itu, sepeda motornya sendiri yang sedang kehbisan bensin.
Di saat sang pemilik motor keluar dari tempatnya bertamu, barulah panik dan jamaah dari Masjid Al-Abrar juga sudah kembali, akhirnya jadilah tontonan gratis di ujung lorong dan selanjutnya.
Sang pemilik menuju Kantor Polsek setempat, untuk melaporkan proses kejadian, yang pasti bahwa kehilangan harta benda yang dialami, bukan karena kesombongan, melainkan keteledoran karena dia tidak mengunci stan leher motornya, dengan alasan hanya sebentar saja bertamu.
Dalam kehidupan dewasa ini, fikiran yang selalu memandang enteng sesuatu, terkadang berujung pada kekecewaan. Oleh sebab itu, kepada para pembaca blog ini, dipesankan untuk senantiasa menjaga dan mawas diri dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana nasib yang dialami oleh salah seorang ponakan, yang seharusnya sudah menjadi anggota Pasukan Pengibar Sang Merah Putih, mengalami kegagalan bukan karena tidak disiplin dalam tugas.
Melainkan karena faktor penyakit yang berujung pada keputusan untuk istirahat dan tidak melanjutkan aktifitas yang menguras fisik dan mental.
Sementara laptop milikĀ tantenya juga mengalami “ngadat” dan “meradang” itu bukan karena jatuh atau terhempas, melainkan karena faktor penggunaan yang menuntut penggantian perangkat yang lebih canggih, dan hal itu harus melalui proses pembelian di outlet yang terdekat, bukan mencari seperti menggali “Harta Karun”
Semoga disisa akhir ramadan 1434 H, kita senantiasa tetap mawas diri hingga menyambut hari kemenangan 1 Syawal 1434 H, seraya mengucapkan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin….. salamaki.