Penceramah kondang Drs.H.Ashar Tamanggong dalam ceramah tarwih malam ke-19 Ramadan 1434 H, di Masjid Jami Al-Abrar Gunung Sari Makassar, mengharapkan kepada segenap jamaah yang hadir,.
Untuk senantiasa membaca ayat suci Al-Quran minimal 10 menit dalam sehari.
Dari uraian sang Ustaz yang mengenakan gamis hitam, mengatakan, terangilah rumah dengan Al-Quran. Untuk menjadi penerang, maka Al-Quran tidak saja hanya dibaca.
Akan tetapi dipahami isinya, kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terkadang ada orang tua yang sangat bangga, karena anaknya mampu berbahasa Inggeris, akan tetapi tidak merasa malu, kalau anaknya tdak bisa mengaji atau membaca ayat suci Al-Quran, hal ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua.
Dikatakan, salah satu syafaat yang bisa menolong kita di yaumilakhir nanti adalah bacaan Al-Quran, kalau kita contohkan dewasa ini, maka sama dengan audisi akademi di stasiun Indosiar, artinya bila kita berada di zona wassalam.
Maka bacaan Al-Quran akan menjadi penolong kita, oleh sebab itu, perbanyaklah membaca Al-Quran terutama bapak dan ibu yang sudah pensiun.
Nikmati itu hidup dengan tenang, sembari membaca Al-Quran, memahami artinya dan menerapkan dalam kehidupan rumah tangga.
Jangan karena sudah pensiun, dari pagi sampai sore, hanya nonton saja, itupun yang ditonton “film karton” sudahlah, lupakan itu, karena eranya sudah lewat, tuturnya yang disambut senyum para jamaah.
Di zaman jahiliah, dedongkot kafir qurais, Abu Lahab dan Abu Jahal sesungguhnya juga sangat rindu dengan bacaan Al-Quran. Suatu ketika, kedua Abu ini sangat heran, karena banyak anggotanya yang tertarik bacaan Al-Quran dan menyatakan diri menjadi pengikut Muhammad SAW.
Untuk mencegah supaya jangan menjadi pengikut Muhammad, maka Abu Lahab memerintahkan kepada Abu Jahal, kalau sekarang melalui BBM,
“Abu Lahab, perintahkan semua masyarakat, agar jangan mendengar Muhammad mengaji, karena daya magnitnya sangat tinggi bagi pendengar “Abu Lahab yang mendapat perintah,” langsung meneruskan pesan berantai itu kepada masyarakat kafir qurais.
Satu, dua malam masih aman, malam ketiga dan keempat mulai gelisah, malam berikutnya mulailah kedua Abu ini berfikir, “Dalam benak mereka, tidak mungkin Abu Lahab malam-malam begini mau ke rumah Muhammad, Abu Jahal pun berpendapat demikian.
Akhirnya keduanya, berangkat menuju sasaran yang sama di malam yang gelap gulita. Di sisi rumah Nabi Muhammad SAW saling mengintip, akhirnya kedua punggungnya bersentuha.
Keduanya terkejut lalu bertanya, “Kau Siapa, saya Abu Lahab, sedang kau siapa, Saya Abu Jahal” oh ternyata kamu kesini juga ya, ” keduanya lalu berbisik pelan.
Sesugguhnya kita merindukan alunan suara Al-Quran, namun apa boleh buat, kita terlanjur umumkan kepada khalayak ramai, kita bisa malu kalau warga tahum, kalau kita datang mendengar ke rumah Nabi Muhammad.
Menurut Abu Lahab, sungguh itu bukan ciptakan manusia, itu pasti dari Allah, tutur Abu Jalal, dalam kegelapan malam.
Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan, betapa bacaan ayat Suci Al-Quran mampu menggetarkan hati kedua petinggi kafir qurais itu. Nah sekarang di sisa akhir bulan suci ramadan ini, mari kita maksimalkan membaca Al-Quran.
Pada lanjutan ceramah Ashar Tamanggong dengan gaya bahasa yang mudah dicerna, memberikan contoh tentang profil seorang Pemimpin. Bahwa pemimpin yang paling dirindukan adalah pemimpin yang jujur, karena itu katakan sejujurnya dan jangan ada dusta diantara kita.
Dikisahkan, ini khususnya bagi pemilik handphone, terkadang tidak melaporkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pada suatu kesempatan, ada seorang Ustaz yang dipanggil untuk berceramah, “Panitia lalu menghubungi sang Ustaz.
Pak Ustaz sudah dimana posisi, ujar Panitia dalam nada tanya, oh ya sudah dekat, dan sebentar lagi sampai. Jamaah yang sudah lama menunggu mulai terlihat gelisah, salah seorang pengurus menghubungi lagi melalui telepon rumahnya, Ustaz dimana posisi ???
Ya saya sudah di tempat parkir ??? yang benar Ustaz, masa di tempat parkir, ini kan nomor telepon rumah, tutur penceramah yang membuat tertawa hadirin, jadi intinya hati-hati bagi pemilik handphone, jangan berbohong.
Sebelum mengakhiri ulasannya, Ashar Tamanggong kembali memberikan ilustrasi tentang kehidupan seorang penjual susu di zaman Pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab. Suatu malam Umar mengunjungi suatu kampung yang di ujung kampung itu, ada seorang ibu yang menjual susu.
Dalam percakapan malamnya yang di dengar Umar, Sang Ibu memerintahkan anaknya untuk mencampur susunya dengar air. Nak, campurlah susu itu dengan air, supaya banyak hasilnya dan kita jual sehingga bisa mendapat untung.
Sang anak menjawab, jangan Mama di campur karena itu tidak baik, kita membohongi pembeli, selain itu kan kita tidak di lihat oleh Umar Bin Khattab.
Sang anak lalu menjawab “Mama, biar kita tidak dilihat Umar bin Khattab” sang khalifah yang agung, akan tetapi kita dilihat oleh yang membuat Khalifah Umar, yaitu Allah SWT.
Mendengar jawaban sang anak, Khalifah Umar yang mengintip di samping rumah langsung bernafas lega, Alhamdulillah.
Umar Bin Khattab, lalu memberi tanda itu rumah, kemudian pulang keistananya. Singkat ceritera, setelah bertanya kepada anaknya Hasyim,” wahai anakku, sudah siapkah engkau kawin, anaknya menjawab, alhamdulillah siap Abah.
Maka Umar lalu meminang anak sang penjual susu yang jujur itu, dan akhirnya melahirkan sebuah generasi yang patut di contoh, yaitu Umar Bin Abdul Azis yang begitu terkenal dalam perjuangan umat Islam.
Sementara itu, di Masjid Al-Abrar pada tanggal 27 Juli 2013, salah seorang Pengurus Masjid yang bernama Mansyur di karunia seorang anak yang diberi nama Nursyfa Mansur/
Selanjutnya para jamaah diundang untuk menghadiri acara aqiqah yang letaknya persis di samping Masjid Al-Abrar makassar.
Suasana kekerabatan diantara jamaah begitu bahagia dan canda tawa yang dibangun dalam landasan kejujuran terpancar dari wajah masing-masing, disini tak ada lagi kelasifikasi jabatan, yang ada adalah antara Imam dan jamaahnya.
Kami semua larut dalam suguhan kambing guling dan buah-buah. namun sayang karena sebahagian besar jamaah yang sudah sepuh, sudah mulai menghindari kambing dan lebih banyak makan lauk atau sayuran.
Sebuah anekdot dari Penulis, kalau dimasa lalu kita rajin konsumsi kambing, sekarang berubah menjadi menyantap makanan kambing.
Usai seluruh rangkaian acara, mulai dari buka bersama, aqiqah, sholat tarwih, ceramah, witir kami kembali ke rumah masing-masing untuk selanjutnya menanti saat santap sahur.
Memasuki hari ke-20 Ramadan 1434 H dan memasuki malam ikkunminnar yaitu pembebasan dari api neraka, sekaligus memperbanyak bacaan ayat suci Al-Quran, salamaki.