SYAKHRUDDIN.COM – Perjalanan pendakian puncak Gunung Bawakaraeng di ketinggian 2.705 mdpl dalam ekspedisi pendakian (joy hiking) di Kecamatan Tinggi Moncong Kabupaten Gowa.
Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalate di Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar.
Akhirnya di temukan tersesat di Lembah Rammang dan sedang berisitrahat di pondokan Bapak Tata Mandong, sang juru kunci Gunung Bawakaraeng.
Tiga diantara lima orang pendaki, mengalami kesulitan berjalan karena kaseleo kakinya dan factor kelelahan, setelah melalukan perjalanan panjang sejak tgl 21 s/d 24 Juni 2013.
Mereka itu adalah Sdr. Rajib (27 thn) selaku koordinator perjalanan, Tian (20 thn), Rikar (20 thn) sedang dua lainnya Wahyuddin alias Wahyu (21 thn) dan Ardan (25 thn) masih mampu berjalan.
Para pendaki lebih memilih bertahan di pondokan Tata Mandong sambil menanti pertolongan dari gabungan Tim SAR yang terdiri dari Taruna Siaga Bencana (TAGANA), Palang merah Indonesia, Communication Rescue (CORE), Brimobda Sulsel, Polres Gowa, Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gowa.
Kronologis perjalanan pendakian ini, berangkat dari kampus mereka dan meninggalkan Lembanna pada hari Jumat 21 Juni 2013 Pukul 17.30 Wita menuju puncak, bersama tujuh orang anggota rombongan.
Setelah melalui perjalanan panjang dari Pos I hingga Pos 10 akhirnya tiba di puncak pada hari Minggu 23 Juni 2013. Dalam perjalanan pulang diputuskan bahwa lima orang akan menempuh jalur pintas.
Merambah jalur Lembah Rammang, sementara dua orang lainnya yaitu Arnold dan Tri Gunawan menempuh jalur normal dan tiba dengan selamat di Lembanna tgl 24 Juni 2013.
Untung Tak dapat diraih, malang tak dapat di tolak, demikian kalimat yang layak ditujukan kepada kelima pendaki yang menempuh jalur alternatif.
Setelah mereka melalui jalur longsoran di arah kiri Gunung Bawakaraeng, dengan berbagai tantangan alam, akhirnya tiba di Lembah Rammang di pondokan Bapak Tata Mandong yang merupakan juru kunci dan tetua di Gunung Bawakaraeng.
Tim penolong menemukan mereka, anggota tim terdiri dari SAR Unhas dan gabungan tim yang tiba di kediaman Tata Mandong, tiga diantara pendaki harus dipapah dan ada yang harus ditandu karena kakinya keseleo dan kondisi fisik yang mulai lemah.
Drs.Daniyal Opo,M.Si dari Communication Rescue (CORE) mengndalikan informasi pertolongan melalui pesawat handy dari Pos ke Pos, termasuk pada tim terdepan yang tergabung Tim SAR Unhas 4 org.
Polres Gowa 25 org, TNI 10 orang, TAGANA 12 orang, Dinsos dan BPBD 5 orang serta 7 orang dari Basarnas, dan sejumlah relawan CORE yang turut serta dalam proses pertolongan.
Untuk mendukung pelaksanaan operasi pertolongan, Tim membuka Dapur Umum Lapangan (Dumlap) di Lembanna di bawah koordinasi Sdr. Sikki dari Tagana Gowa.
Menurut berbagai sumber, kegiatan pendakian ini tidak menginformasikan kepada pihak Kampus STIK Tamalate Makassar, namun demikian Bapak M.Rifai selaku pembantu bidang akademik, akan menginformasikan kepada pihak rektorat, demikian halnya para orang tua para pendaki sejauh ini belum diberitahu.
Namun kita berharap, dengan publikasi yang luas pihak keluarga dan sanak family telah mengetahui kondisi terkini akan kegiatan anak-anaknya di puncak Gunung Bawakaraeng yang kini tersesat.
Kenekatan kelima Mahasiswa STIK Makassar yang menempuh jalur yang jarang dilalui pendaki dan warga sekitar, tentu patut di apresiasi, akan tetapi modal nekad saja tidak cukup, dibutuhkan peralatan pendukung, stamina yang prima dan alat komunikasi yang memadai.
Beruntung sebelum mereka benar-benar putus komunikasi, masih sempat mengirim SMS terakhir yang berbunyi “Kami tersesat, tolong cari di sekitar longsoran dalam radius Lembah Rammang” ungkap salah seorang pendaki.
Melalui sms kepada temannya Yerson di rumah kediaman Tata Rasyid di Lembanna, yang kini menjadi Posko Kendali Operasi (Puskodalops).
Berita ditemukannya kelima pendaki, langsung tersebar melalui SMS dan pesan melalui facebook dan banyak pembaca yang memberikan acungan jempol kepada para penolong yang dengan cepat dapat menemukan posisi sang pendaki yang tersesat.
Ssementara upaya pertolongan kini terus dilakukan secara terpadu dan saling bahu membahu diantara penolong.