Berita duka yang kami terima saat sedang berlangsung rapat di ruang kerja Kadis Sosial Sulsel bersama tim pemenangan SYL Kabupaten Enrekang.
SMS itu berbunyi “Ida Wahyuni meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar“, Senin 23 Juli 2012 Pukul 12.05 Wita meninggalkan dua orang anak dan seorang suami.
Kepergiaannya di hari ketiga Ramadan 1433 H setelah infus pencuci darah yang selama ini menjadi langganannya gagal memompa keseluruh tubuhnya.
Akibatnya dia merenggang maut bersamaan proses tranfusi sedang berlangsung, selamat jalan adinda, baktimu kini tertoreh indah di institusi yang mengurus manusia (Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan).
Ida Wahyuni menjalani 152 kali proses pencucian darah, setiap minggu harus tiga kali berganti darah, beruntung dia memiliki kartu Askes sehingga hanya pembebanan beaya sebesar Rp 500.000,- per sekali cuci darah
Selama setahun penderitaan itu dijalani dengan pasrah. Anak angkat Bapak Daali Sabar ini memiliki Saudara se – Susu empat orang, yang duluan meninggal dunia Bapak Daali Sabar.
Kemudian menyusul istrinya, disaat-saat menjelang sakit keras, Ida Wahyuni dibisiki oleh ibu angkatnya, bahwa sesungguhnya ada Ibu yang melahirkanmu, tolong cari dia di Kabupaten Gowa.
Bagai ceritera film saja, hingga satu ketika ia berusaha mencari Ibu kandungnya di Desa Taeng Kabupaten Gowa, tentunya saja isak tangis akan bertemunya Anak dan Ibu sebagai darah dagingnya.
Mmembuat kita terharu, beruntung sebelum semua berakhir, Ida Wahyuni mendapatkan belaian dari ibu kandungnya, hingga akhirnya berakhir di Rumah Sakit Islam Faisal disaat proses cuci darah yang ke-152 kalinya.
Sahabatnya Nadiah Manaf masih sempat menyaksikan jenazah yang terkubur kaku seraya menutup matanya dengan ucapan, Innalillahi wainna ilahi rajiun.
Ida Wahyuni anak dari Bapak Daali Sabar mantan Kabid Binkesos (Bina Kesejahteraan Sosial) di masa Kanwil Sosial Sulsel sedang berjaya.
Ketika era reformasi bergulir dan semua lembaga setingkat kanwil dilikwidasi menjadi instansi daerah maka namanyapun berubah menjadi Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan.
Ida Wahyuni terus berkarier pada Seksi Jaminan Sosial dan Sumber Dana Sosial (SDS) yang secara teknis operasional berada di bawah kendali Ibu Andi Ertifah,S.H. Ida Wahyuni profil staf yang memiliki dedikasi yang tinggi.
Dengan derita penyakit yang memaksanya harus selalu cuci darah tidak membuatnya patah semangat bahkan pada pembukaan Pelatihan Undian di Hotel Quality Makassar, masih sempat memandu acara dan memberikan ilmu keprotokolannya kepada yuniornya Lisnawaty Hamdy.
Sahabat-sahabatnya yang dahulu di era Kanwil Sosial yang tersebar baik di Surabaya maupun di Bandung Jawa Barat, masih sempat berkomunikasi sebelum dia drop dan pergi ke rumah sakit Islam Faisal Makassar untuk cuci darah yang sekaligus merupakan perjalanan terakhirnya sebelum maut datang menjemputnya.
Perangainya yang tulus dan tutur katanya yang bersahabat membuat orang senang berbicara dengannya, karya-karyanya juga cukup membekas di seksi yang selama ini digeluti sebelum pindah ke bagian umum dibawah pimpinan Sdr. Syarifuddin.
Berita kepergiannya segera tersebar melalui SMS dan Sdr. Nadiah sebagai Humas Dinas Sosial segera memesan bunga duka cita, masing-masing atas nama Keluarga Besar Dinas Sosial Sulsel dan Keluarga Besar TAGANA Sulsel untuk selanjutnya dibawah kerumah duka di Panaikang Makassar.
Ungkapan turut belasungkawa yang datang dari berbagai daerah termasuk dari Mandar tempat kelahiran almarhum Daali Sabar.
Demikian halnya dari luar provinsi termasuk dari Ciamis Jawa Barat turut menghiasi handphone para sahabatnya, demikian halnya di facebook dan twiter yang sempat mengenalnya menyatakan turut belangsuka yang mendalam.
Insya Allah besok, Selasa 24 Juli 2012 Kadis Sosial, Ir.H.Suwandi,M.Si beserta jajarannya akan melayat ke rumah duka di Panaikang Makassar selanjutnya mengantar ke tempat peristirahatan yang terakhir di Pekuburan Islam Panaikang Makassar.
Almarhumah selama hidupnya telah banyak memberi karya bakti untuk institusi Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan bahkan diakhir hidupnya masih sempat menjadi anounser acara.
Dan hari ini, Ida pergi untuk selamanya dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman dalam menerima cobaan ini, Innalillahi wa inna ilahi rajiun.