SYAKHRUDDIN.COM – Jujur saya katakan, MENULIS adalah hobby saya, di sekolah dahulu paling senang kalau ada pelajaran mengarang, masih teringat saat di kelas V (Lima) Sekolah Dasar Negeri (SDN) Labuang Baji Makassar.
Guru saya yang bernama Ibu Asseng menugaskan kepada semua muridnya untuk membuat karangan bebas. Saat itu saya mengambil judul, “Ketika Liburan Sekolah” saya menceriterakan dengan bahasa yang lugu bahwa saya bersama bapak saya menuju Limbung, disana saya disuguhi ayam sementara tante dan om saya menciumi, sayapun berceritera kalau saya memancing ikan di daerah aliran sungai (DAS) yang letaknya di depan rumah nenek saya di Limbung.
Waktu diperiksa saya dapat angka 7 (tujuh), betapa senangnya hati saya dan pulang ke rumah seraya memperlihatkan adik saya Nurtia (almarhumah) dan setiap tamu yang datang saya perlihatkan hasil karanganku, maklum anak-anak perlu pengakuan.
Merangkak dewasa, semangat itu terus menggebu hingga masuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 1979 dan ditempatkan pada Kanwil Departemen Sosial Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda. Waktu terus bergulir, kemudian tahun 1981 di mutasi ke Kantor Departemen Sosial Kabupaten Pasir di Tanah Grogot.
Disanalah berkiprah dalam penulisan, sehingga beberapa media yang memuat hasil karya saya seperti : Kaltim Post, Maranti Post, Suara Kaya Jakarta bahkan menjadi koresponden koran nasional diantaranya harian Suara Karya Jakarta.
Mengukur potensi SDM, maka pertarungan nasib sebagai PNS harus diperjuangkan, dengan kedudukan sebagai staf golongan (II/b) tentu perlu peningkatan maka mulai berfikir untuk perubahan nasib.Dengan semangat membaja mengajukan permohonan untuk melanjutkan pendidikan.
Ketika Kanwil Depsos Kaltim di Samarinda dilanda prahara tentang kasus beras Dolog maka ditunjuklah pelaksana tugas namanya Drs. Badjuri Basuki (Mantan Kakanwil Maluku), momentum itu saya manfaatkan untuk mengajukan permohonan pindah ke Sulawesi Selatan dan alhamdulilah bisa di terima.
Tahun 1985 kembali ke Kota Anging Mammiri yang saat itu dipimpin Kakanwil P.M.Toss dengan Kepala Bagian Tata Usaha, Drs. Abd. Azis (Ayah kandung Sri Indriati Azis), belakangan menjadi isteri (alm) Zafrullah Riza yang akrab disapa Pak Lala. Oleh Kabid Tata Usaha memberi pilihan lokasi penempatan, Mamuju, Selayar atau Takalar.
Setelah mempertimbangkan dengan tenang, pilihan akhirnya jatuh di Kabupaten Takalar, dan pada tahun 1985 di tempatkan di Kantor Departemen Sosial Kabupaten Takalar di Pattalassang sembari melanjutlkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesejahteraan Sosial (STIKS) yang berada dalam naungan Yayasan Pendidikan Kesejahteraan Sosial (YPKS) milik almarhum H.Syamsul Bachri (Mantan Kakanwil Depsos Prov.Sulsel/Direktur Pertama Karang Taruna di Depsos pada era Menteri Sosial Nani Soedarsono).
Bekerja sambil kuliah sekaligus menjadi agen/koreponden Hari Fajar Makassar, pekerjaan jurnalistik banyak membantu segala urusan, di lapangan kami banyak mendapatkan keleluasaan menulis dan petugas pun agak segan bilamana ada razia di jalan, intinya label koresponden sangat membantu kelancaran urusan.
Usia pendidikan pangkat pun disesuaikan menjadi golongan III/a, selanjutnya melanjutkan pendidikan untuk program S.II pada Universitas Hasanuddin (UNHAS) konsentrasi jurusan Antropologi Budaya, semula saya mau memilih jurusan jurnalistik akan tetapi kakak saya Andi Farida menyarangkan supaya pindah saja ke Antropologi.
Bersama (Alm) Prof. Dr. Abu Hamid kami direkomendasikan untuk melanjutkan pelajaran di S.II dalam kondisi Departemen Sosial Republik Indonesia dicoret oleh Presiden Gus Dur dalam tatanan kabinet.
Banyak yang mencibir kenapa sekolah lagi padahal Depsos sudah bubar. Dengan tekad “Sekali layar terkembang pantang surut biduk ke tepian” kami terus belajar hingga dapat selesai tepat pada waktunya tahun 2002 dan tercatat sebagai alumni resmi di Universitas Hasanuddin sebagai kebanggan Kawasan Timur Indonesia.
Alhamdulillah, Depsos kembali saat kepemimpinan Presiden Megawati Soekarno Putri, khusus di Sulawesi Selatan menjadi Dinas Sosial dan Perlindungan Masyarakat sebagai penggabungan dua instansi satu dari eks Kanwil Depsos dan yang lainnya dari Markas Pertahanan Sipil (Mawil Hansip) Provinsi Sulawesi Selatan, nuansa era ekonomi mulai disosialisasikan dan saya mendapat kedudukan sebagai Kepala Seksi Fakir Miskin.
Waktu terus bergulir, Kadis Sosial yang waktu itu dijabat Drs.H.M.Sewang Thamal kemudian melakukakan mutasi dan ditempatkan di Seksi Karang Taruna kemudian bergeser lagi ke Seksi yang menangani HIV dan AIDS pada Bidang Rehabilitasi Sosial.
Akhirnya dengan terpilihnya Syahrul Yasin Limpo (SYL) dipromosi menjadi pejabat eselon III sebagai Kepala Bidang Bantuan & Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan dan tetap akan menulis di BLOG sebagai pengganti semangat jurnalistik yang tak lekang orang panas dan tak laput karena hujan.
Oleh sebab itu saya tetap bertekad untuk TETAP MENULIS, karena itu juga merupakan suatu kebahagian yang sukar di ukur dengan materi, dan menjadi hobby yang mengasyikkan yang pada satu waktu kelak, akan menjadi catatan indah yang terbuang sayang terbaca ulang.