
SYAKHRUDDIN.COM – Kontingen Tagana Sulawesi Selatan telah membuktikan dirinya sebagai rombongan yang memiliki karakter keras namun disiplin, dibuktikan saat acara pembukaan yang dipusatkan di lokasi perkemahan Marshudi Kiarapayung – Jatinangor Sumedang Jawa Barat.
Anggota Tagana yang dipimpin adik Joni Pasomba bernama lengkap Titus Pasomba dan bertugas di PSBR Maros, memasuki lapangan upacara dengan tertib, kondisi cuaca yang mendung bahkan rintik membasahi bumi perkemahan tidak membuat peserta bergeming dari tempatnya hingga acara berakhir.
PENILAIAN DIRAGUKANMalam pertama seluruh kontingen dikumpulkan di lapangan untuk mengikuti Santiaji, sekaligus ajang temu kangen bagi peserta yang diikuti 32 provinsi, kecuali Maluku tidak itu turut serta karena Gunung Gamalama sedang mengeluarkan awan vulkanik yang mengancam warga yang bermukim dalam radius tiga kilometer.
Memasuki masa pertandingan ketangkasan meliputi, lomba membangun tenda (Shelter), Tim Sulsel berhasil mencapai angka 10 menit, 5 detik sementara tim-tim lainnya berada di posisi diatasnya dengan variasi antara 11 sampai dengan 15 menit bahkan ada yang tidak mampu membangun. Pada kesempatan tersebut koordinator wasit Drs.H.Suhut menelpon koordinator bahwa Tim Sulsel sudah direkomendasikan sebagai juara shelter.
Semangat teman-teman Tagana makin membara, apalagi komunikasi antar unit dilakukan dengan menggunakan bahasa daerah, sehingga kita bisa mengetahui dari pemantau dari masing-masing pertandingan. Demikian halnya, saat memasuki pertandingan navigasi, Dimana Tagana atas nama Nurtang Gassing berhasil membaca peta, dan menetapkan koordinat satu, sekalipun di koordinat tersebut tertulis Pos 2 tetapi sesungguhnya itu koordinat yang dimaksud dalam peta.
Anggota tim lainnya mulai gelisah dan mencari pos 2, Tagana Nurtang Gassing yang bertahan pada pendiriannya bahwa koordinat yang dimaksud itu adalah yang ditempatkan sekarang, sekalipun disitu tertulis Pos 2. Karena kemampuan membaca peta maka Tagana Sulsel meraih Poin 100 oleh versi panitia. Dari hitung-hitungan sementara Sulsel sudah memiliki dua emas, sementara dua pertandingan lainnya masih menjanjikan, terutama Vertical Horizontal Resque
Menjelang tengah malam, koordinator wasit menelpon Penulis, meminta maaf karena Sulsel dalam sidang wasit tidak memperoleh satupun kejuaraan sementara pada siang harinya semua penonton menyaksikan bagaimana Sulsel dalam sekejap mampu membangun tenda penampungan walau hanya 5 personil.
Satu hal yang patut diacungkan jempol, tim Sulsel setelah pengumuman pemenang tetap memiliki semangat dan disiplin yang kuat, ini sesuatu yang patut kita contoh, ditengah kegalauan perasaan, kekecewaan dan rasa penasaran masih mampu mempertahankan harmoni kebersamaan, sehingga patut kita juluki Sulsel Juara Tanpa Mahkota, karena telah mampu mengalahkan ambisi dan nafsunya kedalam dzikir dan rasa syukur tanpa demo untuk protes.
ANDI HANINDITO PANGLIMA TAGANA INDONESIA
Tagana tanpa Andi Hanindito, laksana sayur tak bergaram, acara perkemahan dan pertandingan ketangkasan sepi dari varian lomba bahkan terkesan amburadul dan apa adanya, sungguh sangat kontras dengan perkemahan dan lomba sebelumnya saat dilakukan di Bumi Perkemahan Cibubur. Menjelang penutupan semua peserta diangkut dengan Bus Damri menuju Lapangan Upacara di Gasibo Bandung, untuk mengikuti acara penutupan oleh Sekjen Kementerian Sosial RI, Drs. Toto Utomo Budi Santoso.
Mendengar ada Bapak Andi Hanindito di lapangan, barisan Tagana Khusus mengenakan baju loreng-loreng langsung berhamburan dan mendekat ke tempat Panglima Tagana yang berada di lapangan sektor timur lapangan Gasibo. Selain foto bersama juga menyanyikan lagu, Tagana siapa yang punya , lalu dijawab, yang punya adalah Bapak Andi Hanindito, benar-benar sebuah kenyataan yang fenomenal, tanpa Andi Hanindito, Tagana seakan kehilangan roh.
Dari seluruh pelaksanaan kegiatan Jambore, inilah pelaksanaan yang paling tidak berbobot selain miskin varian lomba dan hiburan, EO (Event Organizernya) seperti masih belajar dalam menata berbagai kegiatan, dimulai dari pelaksanaan acara pembukaan, pelaksanaan pertandingan yang tanpa pamong (penghubung) hingga wasit pertandingan yang tidak konsekwen, semuaya jadi terkesan apa adanya.
KADIS SOSIAL HADIR DI SUMEDANG, DESTA ULANG TAHUN
Kondisi perkemahan yang bergunung-gunung dan hujan rintik yang membasahi perkemahan tidak menyurutkan langkah dan semangat Ir. Suwandi hadir di Kiarapayung, Jatinangor Sumedang. Beliau datang bersama isterinya, Kartini Suwandi didampingi Kepala Seksi Pemulihan Sosial, Drs. Bakhtiar Madjid serta pendukung angkutan personil H. Irwan
Berkaitan dengan itu, Desta Margaretha salah seorang anggota kontingen yang berstatus penggembira
bertetapan dengan hari ulang tahunnya, Maka acara di tenda dirayakan dengan menyerahkan hadih langsung dari Pak Kadis Sosial, selain bernyanyi bersama, mengeluarkan yel-yel juga disediakan hadiah langsung bagi peserta yang mampu menjawab quiz berhadiah yang disiapkan Kadis, Kabid, Kasi dan pengelola kegiatan.
ABU NAOM DARI SUMEDANG
Abu dalam bahasa Sunda berarti Bapak dan NAOM artinya tidur, jelasnya Tagana yang satu ini selalu ingin tidur, dan predikat itu di raih oleh Saudara ANGGA alias Allahi yang berasal dari Bima.
Peserta Tagana Angga demikian biasa disapa, selain bertugas sebagai petugas posko di Makassar juga menjadi penjaga tenda di Sumedang serta menyiapkan logistik tim, akan tetapi di setiap kesempatan selalu memanfaatkan waktunya untuk tidur dan agak susah membangunkanya, sehingga dia mendapat julukan baru sebagai Tagana ABU NAOM dari Sumedang.