
Para Kepala Bidang Bantuan & Jaminan Sosial (Banjamsos) se-Indonesia, selama 5 (lima) hari dari tanggal 1 s/d 5 November 2011 berkumpul di Puri Ayuda Resort di Jalan Raya Puncak Cipayung Sirnagalih, Megamendung Bogor Jawa Barat.Kegiatan yang digagas Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Kementerian Sosial R.I. ini merupakan rangkaian Pemantapan Pelatihan Pelatih (Training Of Trainer) Petugas Pendamping Psikososial Penanggulangan Bencana Kementerian Sosial.
Acara pembukaan diawali dengan laporan ketua panitia pelaksana, Muh. Syafei Nasution, A.Ks, MP dan pernyataan pembukaan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan & Jaminan Sosial (Perlinjamsos), Drs. Sugiyanto, M.Si dilanjutkan pengarahan Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Drs. Moch. Helmi dan pembacaan doa yang dipandu Drs.H.Syakhruddin.DN,M.Si.
Para peserta latih mendapatkan 8 (delapan) modul pelatihan meliputi, Dampak Psikologis Bencana, Assesment Psikososial, Terapi Psikososial, Konseling Trauma, Merancang Intervensi, Advokasi Sosial & Rujukan, Manajemen Stress dan Micro Teaching.
Sirnagalih-Megamendung Diguyur Hujan
Hari kedua pelaksanaan TOT Pendamping Psikososial ditandai dengan kegiatan outbound dipimpin coordinator DR. Joyakin salah seorang Dosen pada Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Cuaca hujan yang membasahi Puncak-Bogor tidak menyurutkan semangat para peserta, terlebih lagi kegiatan ini masih baru di bidang Bantuan & Jaminan Sosial, sehingga para Kabid dengan semangat 45 bergegas ke ruang kelas.
Panitia juga menjanjikan bagi mereka yang memiliki dedikasi dan partisipasi yang tinggi akan diberi penghargaan (reward) bagi peserta yang memiliki kapasitas peringkat I,II dan III dan para peserta akan langsung diterjunkan langsung ke lapangan sebagai Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk menangani psikososial di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur yang mengalami traumatis karena kebakaran, Wasior di Papua dan korban Merapi di Yogyakarta, hingga kini masalah psikososial masih melanda warga setempat dan hal ini perlu penanganan serius dari pemerintah khususnya Kementerian Sosial R.I.
Kondisi alam di Sirnagalih-Megamendung memang romantis, alam laksana turut memberikan keteduhan, walaupun resiko yang akan kami hadapi “FLU” tentunya ini diperlukan pertahanan tubuh yang prima, sementara dari ujungsana tak henti hentinya pesan singkat melalui (SMS) agar menjaga kesehatan dan tetap semangat dalam pagi,.
Sementara itu, ITA salah seorang peserta dari Jawa Timur memperkenalkan diri kepada diri kalau beliau adalah teman FB saya yang selama ini selalu setia memberikan komentarnya disetiap edisi. ITA…. Terima kasih dinda, kini wujudmu yang utuh ada di hadapanku, selamat bergabung di Pemantapan TOT Petugas Pendamping Psikososial Penanggulangan Bencana Tahun 2011 di Megamendung-Puncak Bogor Jawa Barat.
Peserta TOT Cair Dalam Playback Theatre
Instruktur DR. Tukino dan DR. Jaykin dari STKS Bandung telah mencairkan suasana, sehingga suasana kekakuan diantara peserta cair, kami berkenalan dengan peserta dari Aceh hingga Marauke termasuk Ita dari Jawa Timur. Keduanya kini menjadi sahabat-sahabat kami. Kalau selama ini hanya berkenalan di FB dan kini saatnya membangun silaturahmi, membagi informasi sekaligus bertukar foto-foto kegiatan di masing-masing provinsi.
DR. Tukino, yang memiliki latar belakang psikologi, sarat dengan game-game yang bervariasi telah memberikan pemahaman yang mendalam, ternyata prilaku manusia yang mengalami masalah sosial tampak laksana gunung es, untuk mengungkap permasalahan yang dihadapi maka pendamping sosial harus memiliki banyak metode untuk pengungkapan masalah.
Siapa Pendamping Sosial itu ???
Ternyata dalam permainan sandiwara yang dikenal dengan metode “playback theater” dalam proses pengungkapan masalah, dimana sang pendamping sosial belum mengintervensi permasalahan, akan tetapi dengan playback (menggali kembali) ceritera masa lalu, kini dapat memahami substansi permasalahan yang dihadapi dengan berbagai teori dan pendekatan yang dialami.
Dari diskusi dan dialog dengan peserta didapatkan kesepahaman bahwa masalah psikososial ada tiga level yang harus dipahami oleh seorang pendamping sosial, yaitu proses pengobatan dan kegiatan ini dilaksanakan seorang psikolog atau psikiater, selain itu pencegahan dan pemulihan serta peningkatan kesejahteraan psikososial yang meliputi berbagai kegiatan untuk semua korban yang terimbas bencana.
Kata kunci pendampingan sosial adalah percayalah pada proses, biarkan itu berlangsung secara alamiah, demikian halnya terhadap isi tulisan ini, biarkan ia mengalir indah sebagaimana penulis selalu mau hadir dan menuliskan pengalaman hidupnya yang diperoleh dalam kehidupan di mayapada ini, ya biarkan megamendung tetap menjadi mendung yang selalu memberi inspirasi