Guru, kau bukanlah seorang yang mengaku hebat,
Namun setiap orang hebat lahir dari tanganmu yang lembut,
Di balik senyummu, tersimpan tekad kuat,
Mencerdaskan, membimbing, tanpa pernah menghitung penat.
Engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa,
Tak berseragam, tak bersenjata, hanya berbekal kata,
Namun kekuatanmu mengubah dunia,
Menerangi jiwa-jiwa yang gelap oleh ketidaktahuan nyata.
Wahai guruku, pelita kehidupanku,
Terangmu membimbingku melewati lorong waktu,
Setiap huruf, setiap angka, setiap nasihatmu,
Menjadi bekal langkahku menatap masa depan baru.
Terima kasih, guruku tercinta,
Atas sabarmu, atas perjuanganmu yang tiada henti ada,
Kau lahirkan mimpi-mimpi kami semua,
Dan jadikan kami penerus bangsa yang bermakna.
Guruku, engkau bagai mentari pagi,
Hangatmu membangunkan mimpi-mimpi,
Meski jalanmu sering tersembunyi,
Namun cahayamu abadi, takkan pernah mati.
Engkau tak butuh sorak dan sanjung,
Cukup melihat kami tumbuh dan agung,
Dari hati yang kau bentuk dengan tulus,
Mengajarkan cinta, sabar, dan pengorbanan yang ikhlas.
Tanpa tanda jasa, kau tetap bertahan,
Dalam ruang penuh peluh dan tantangan,
Mengukir masa depan dengan tangan sederhana,
Memberi kami kunci menuju dunia yang berwarna.
Oh guruku, sang penabur harapan,
Dari tanganmu tumbuh masa depan yang gemilang,
Engkau pahlawan yang tak terlihat oleh dunia,
Namun di hati kami, jasamu takkan pernah sirna.
Terima kasih, wahai guruku,
Atas segalanya yang telah kau berikan padaku,
Engkaulah lentera yang memandu langkahku,
Menuju hidup penuh arti, penuh cahaya dan ilmu.
Makassar, 25 November 2024
By. Syakhruddin Tagana