SYAKHRUDDINNEWS.COM – Arsitektur lokal sering disebut-sebut dapat membantu menyelamatkan dunia dari ancaman pemanasan global. Namun, benarkah demikian?
Isu pemanasan global adalah masalah yang menyentuh setiap individu di seluruh dunia. Indonesia, dengan kekayaan budaya dan tradisinya, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam menyelesaikan isu ini, salah satunya melalui arsitektur lokal.
Dilansir dari Intisari Online, Banyak orang mungkin mengira keunggulan arsitektur lokal Indonesia hanya terletak pada bentuknya yang eksotis dan indah. Namun, di balik keunikan visualnya, tersimpan solusi untuk menghadapi tantangan global warming.
Memahami Arsitektur Lokal Indonesia
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keragaman budaya yang luar biasa. Keunikan arsitektur lokal dapat ditemukan di berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan arsitektur lokal Indonesia?
Menurut Mohammad Cahyo Novianto, seorang Arsitek Nusantara yang akrab disapa MADcahyo, arsitektur lokal Indonesia adalah arsitektur yang mencerminkan budaya Indonesia dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan alaminya.
Misalnya, di wilayah tropis yang lembab, arsitektur tradisional disesuaikan dengan iklim tersebut. Arsitektur lokal ini tidak statis, melainkan terbuka terhadap pengaruh dari luar dan terus beradaptasi.
Ciri Khas Arsitektur Lokal Indonesia
Arsitektur lokal Indonesia memiliki tiga ciri utama: berakar pada tradisi, terbuka terhadap perubahan, dan mampu beradaptasi.
Keunggulan-keunggulan ini tidak hanya membuatnya relevan dari segi estetika, tetapi juga sebagai respons terhadap berbagai tantangan lingkungan, termasuk gempa bumi.
Misalnya, rumah-rumah tradisional Indonesia dirancang agar dapat bergoyang saat terjadi gempa, berkat konstruksi sambungannya yang fleksibel, seperti struktur ikat, knock down, dan hybrid.
Arsitektur Lokal dan Pemanasan Global
Selain itu, arsitektur lokal Indonesia sangat ramah lingkungan. Bahan bangunan yang digunakan, seperti kayu, dapat didaur ulang dan digunakan kembali.
Ketika bagian dari bangunan kayu rusak, bagian tersebut bisa diganti tanpa membuang keseluruhan bangunan, mengurangi limbah dan menjaga kelestarian alam.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah keunggulan arsitektur lokal ini dapat tetap terasa relevan di tengah tren arsitektur modern saat ini?
Menurut MADcahyo, keunggulan arsitektur tidak bisa hanya dilihat dari bentuk fisiknya saja, tetapi juga dari konteksnya. Ada dua konteks yang penting: cara hidup manusia dan lingkungan sekitarnya.
Misalnya, rumah tradisional yang dibangun di lingkungan alami pedesaan akan kehilangan keunggulannya jika dipindahkan ke perkotaan yang berbeda kondisi lingkungannya. Jadi, keunggulan arsitektur tradisional tidak dapat dipisahkan dari konteksnya.
Masa Depan Arsitektur Lokal Indonesia
Meskipun arsitektur lokal Indonesia masih bisa ditemukan di berbagai daerah, seperti Papua, Toraja, dan Sumatera, keberadaannya semakin terancam punah.
Sayangnya, pengetahuan tentang arsitektur tradisional seringkali hanya diturunkan secara lisan, tanpa dokumentasi tertulis yang memadai. Akibatnya, saat cara hidup masyarakat berubah, pengetahuan ini perlahan-lahan terkubur.
Itulah sebabnya penting bagi para arsitek Indonesia untuk segera mendokumentasikan dan merevitalisasi arsitektur lokal ini.
Menurut MADcahyo, pengetahuan yang tersimpan dalam arsitektur tradisional mungkin bisa menjadi solusi di masa depan dalam menghadapi tantangan lingkungan, termasuk pemanasan global.
Melalui upaya pelestarian, kita dapat semakin menyadari betapa berharganya warisan arsitektur Indonesia (sdn)