
SYAKHRUDDIN.COM – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, telah mencopot Harry Warganegara dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Berdikari. Posisi tersebut akan diisi oleh Dr. Syarkawi Rauf, seorang dosen muda dari Universitas Hasandddin, seperti yang dilaporkan oleh laman Herald.
Selain itu, pemegang saham juga mencopot Nina Sulistiowaty dari jabatan Direktur Utama PPI dan menggantinya dengan Soegeng Hernowo. Perubahan juga terjadi pada posisi Direktur Komersial PPI, yang sebelumnya dipegang oleh Andry Tanudjaja dan kini ditempati oleh Edhy Rizwan.
Berikut adalah beberapa fakta yang dirangkum oleh Okezone pada Jumat, 30 Juni 2923, mengenai pencopotan Dirut Berdikari, termasuk kekayaannya dan insiden meletusnya senjata.
Erick Thohir mencopot Harry Warganegara dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Berdikari, dan mengangkat Syarkawi Rauf untuk mengisi posisi tersebut.
Pemegang saham juga mencopot Nina Sulistiowaty dari jabatan Direktur Utama PPI, yang kemudian dijabat oleh Soegeng Hernowo.
Perubahan juga terjadi pada jabatan Direktur Komersial PPI, yang sebelumnya dipegang oleh Andry Tanudjaja dan kini ditempati oleh Edhy Rizwan.
Pada saat kunjungan kerja, senjata milik Harry meletus di Bandara Sultan Hassanudin. Insiden ini terjadi pada Senin, 17 April 2023. Kejadian tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa pihak, termasuk pengunjung, petugas counter check-in, dan personel keamanan bandara setempat.
Erick Thohir mengecam perilaku Harry, berpendapat bahwa para petinggi perusahaan pelat merah tidak seharusnya memiliki senjata api.
Erick menegaskan bahwa pejabat setingkat BUMN tidak pantas memiliki senjata api karena tugas mereka adalah melayani masyarakat. Erick juga menyatakan bahwa sebagai pejabat negara, dia sendiri tidak membawa senjata saat melakukan kunjungan kerja.
“Saya harus mempelajarinya terlebih dahulu karena belum ada laporan tertulis atau apapun. Tetapi sebagai seorang Menteri, saya tidak membawa pistol.
Apakah kita datang untuk menakuti rakyat? Tentu tidak, kita harus melayani rakyat tanpa menggunakan senjata,” ujar Erick kepada wartawan di Kawasan GBK beberapa waktu lalu.
Berdasarkan laporan harta kekayaannya pada 27 Oktober 2021 yang tercantum di situs elhkpn.kpk.go.id, total kekayaan Harry Warganegara mencapai Rp8,59 miliar. Dia memiliki tanah dan bangunan seluas 275 m2 di Jakarta Selatan yang diperoleh dengan nilai RP5.000.000.000 dari hasil sendiri, serta tanah seluas 567 m2 dengan nilai Rp1.600.000.000 yang merupakan warisan.
Selain itu, dia juga memiliki tanah seluas 5.712 m2 di Sukabumi senilai Rp200.000.000 dan tanah seluas 40.000 m2 di Kota Mamuju senilai Rp300.000.000 yang diperoleh dari hasil sendiri.
Harry Warganegara juga memiliki harta berupa alat transportasi dan mesin senilai Rp1.883.000.000, termasuk 3 mobil yang diperoleh dari hasil sendiri, yaitu: Toyota Kijang Innova 2.0 G AT Tahun 2020 (nilai Rp255.000.000), Toyota Alphard 2.5 G AT Tahun 2017 (nilai Rp788.000.000), dan mobil MERC BENZ C300COUPE(C205)ATCBU Tahun 2019 (nilai Rp840.000.000).
Selain itu, harta bergerak lainnya yang dimilikinya berjumlah Rp750.000.000, sedangkan kas dan setara kas mencapai Rp800.000.000. Harry Warganegara juga memiliki utang sebesar Rp1.934.000.000, sehingga total kekayaannya mencapai Rp8.599.000.000 (sdn/hrl)