SYAKHRUDDIN.COM – Kepolisian tengah gencar melakukan penangkapan dan upaya penindakan hukum terhadap para pelaku premanisme dan pengambil pungutan liar alias pungli yang dinilai meresahkan masyarakat.
Dilansir dilaman CNN, Tercatat lebih dari 100 orang yang telah ditangkap oleh aparat di berbagai wilayah di Indonesia. Hal tersebut dilakukan setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ditelepon oleh Presiden Joko Widodo yang tengah mendengar keluh kesah sejumlah sopir truk di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sedikitnya, 49 orang ditangkap. Termasuk polisi menangkap koordinator pungli di area JICT, Ahmad Zainul Arifin pada Jumat (11/6/21).
“Atasan yang tujuh orang kemarin ditangkap,” kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis saat dikonfirmasi, Sabtu (12/6/21).
Dalam hal ini, modus yang dilakukan pelaku yang juga merupakan seorang karyawan outsroucing ialah mematok harga untuk memberikan pelayanan operasi crane dalam proses bongkar muat. Jika tak membayar, maka truk tak akan dilayani.
Para pelaku pungli di JICT pun mematok uang pungli dari korban dengan besaran Rp2 ribu hingga Rp20 ribu. Kemudian, Zainul sebagai koordinator menerima sebesar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu setiap harinya.
“Yang bersangkutan mengetahui aktivitas para operator di bawah pengawasannya yang melakukan pungli dengan modus meletakkan kantong plastik atau botol air mineral,” ucap Putu.
Tak hanya di Jakarta, polisi juga menangkap sekitar 100 preman dalam razia yang dilakukan di sejumlah titik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Operasi yang dilakukan petugas gabungan jajaran Polrestabes Makassar menyasar para preman yang berkedok sebagai tukang parkir liar, pak ogah dan para pengamen yang kerap mengganggu aktivitas serta kenyamanan warga Kota Makassar.
“Lokasinya di semua jalan protokol dan tempat yang dianggap rawan gangguan keamanan serta gangguan lalu lintas di Kota Makassar. Kami amankan sekitar 100 orang preman,” kata Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar kepada wartawan, Minggu (13/6/21).
Pada umumnya para preman ini beraktivitas sebagai tukang parkir liar yang kerap meminta setoran parkir yang tidak sesuai dengan harga normal sehingga mengganggu arus lalu lintas.
Kemudian, di wilayah Batam, Kepulauan Riau pun juga dilakukan operasi penangkapan preman secara massal. Setidaknya, ada sekitar 25 orang yang diamankan karena mematok tarif parkir lebih dari batas di pasar-pasar.
Dalam operasi tangkap tangan (OTT) itu pun mengamankan sejumlah barang bukti beberapa lembar uang pecahan Rp500 hingga Rp10 ribu. Kemudian, terdapat juga satu buah pisau dengan gagang warna merah putih sepanjang 20 cm yang disita penyidik.
Diduga, senjata tajam itu digunakan oleh pelaku untuk membuat onar di sekitar wilayah pasar.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit sendiri mewanti-wanti agar anak buahnya di jajaran kewilayahan dapat bertindak sigap dalam menindak aksi premanisme.
Dia menyatakan bakal langsung menegur Kapolda dan Kapolres yang tak menjalankan tugasnya dengan maksimal dalam memberantas premanisme yang menjadi atensi Presiden.
“Kalau belum action juga saya selaku Kapolri yang akan tegur, ini juga bagian dari program Harkamtibmas di program Presisi yang harus ditindaklanjuti oleh seluruh anggota dan jajaran di lapangan,” kata Listyo dalam keterangannya, Sabtu (12/6/21).
Listyo juga mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi Dumas Presisi dan layanan Hotline 110 jika menerima perlakuan meresahkan dari oknum-oknum masyarakat (sumbercnnjakarta)