SYAKHRUDDIN.COM – Guru honorer SDN 169 Sadar, Hervina (34) diberhentikan gara-gara mem-posting gajinya Rp 700 ribu di media sosial (medsos). Hervina menceritakan perjalanan karirnya mengajar sejak 2005, kini ia berharap dapat mengajar lagi.
Detikcom menemui Hervina di kediamannya, di Desa Sadar, Kecamatan Tellu limpoe, Minggu (14/2/21). Detikcom harus melalui perjalanan memutar panjang melewati sebagian wilayah Kabupaten Soppeng, hingga perbatasan Kabupaten Barru, yang kemudian masuk ke jalur pedalaman untuk sampai di desa di Kabupaten Bone itu.
Tiba di SDN 169 Sadar, di Dusun Lakariki, Desa Sadar, Tellu Limpoe, kondisi sekolah tampak sunyi tak berpenghuni. Sekolah berstatus satu atap ini juga ikut menjalani sistem belajar online sejak Januari lalu saat Pandemi COVID-19 melanda. Para guru pun hanya diwajibkan datang sekali seminggu ke sekolah ini.
Seperti dilansir dilaman detiknews, Tak jauh dari sekolah, tampak rumah Hervina, eks guru honorer yang dipecat dan dinyatakan telah digantikan. Hervina, yang terus didampingi suami, masih terlihat syok dan murung.
“Kondisinya masih agak syok,” kata Asdar, suami Hervina.
Asdar mengatakan, setelah diberhentikan, istrinya banyak berdiam diri di rumah dan fokus pada kesehatannya. Untuk diketahui, Hervina saat ini juga tengah berjuang melawan kanker payudara yang dideritanya.
Saat diwawancara detikcom, Hervina pun bercerita tentang kisah awal dia bergabung sebagai guru honorer pada 2005. Kala itu, kata dia, cukup susah mencari tenaga pengajar asal daerah tersebut. Kepala sekolah yang menjabat saat itu adalah Jumrang, yaitu suami kepala sekolah yang menjabat saat ini.
“Saat itu, saya baru lulus SMA dan belum ambil ijazah. Kepala sekolah meminta saya untuk ikut membantu mengajar. Saya mengajar bersama 1 guru honor lain dan 1 PNS, yaitu kepala sekolah. Dan kemudian saya mengajar di kelas 1 SD, pernah juga di kelas 2,” tutur Hervina.
Profesi sebagai pengajar diakui sebagai pekerjaan mulia yang amat dicintainya, meski hanya berstatus sebagai guru honorer. Dia pun mengaku sempat ke Kalimantan pada 2014 lantaran ikut suami yang bekerja di sana. Dia kemudian kembali ke kampung halaman pada 2017.
“Saya ke Kalimantan ikut suami waktu itu. Sekitar tahun 2014 dan kembali lagi tahun 2017,” ungkap Hervina.
Dia pun mengaku kembali masuk mengajar karena menganggap namanya masih ada dalam daftar guru dan pihak sekolah pun masih menerima. Sakit kanker payudara yang kerap kambuh tidak membuatnya putus asa dan berhenti sebagai guru honorer.
Saat Pandemi melanda sejak 2020, Hervina mengaku aktif mengajar. Kadang, ia juga membuat kelas khusus bagi para murid yang mau datang belajar di rumahnya.
“Jadi awal-awal Pandemi 2020 lalu, banyak orang tua kebingungan, katanya sekolah tutup. Jadi dia singgah ke rumah, dia minta anaknya di ajar, jadi belajar disini,” tutur Hervina.
Hingga saat ini, Hervina mengaku masih membutuhkan pekerjaannya sebagai guru. Dia berharap bisa kembali mengajar di SD itu sebagai wujud baktinya sebagai putri asli daerah Desa Sadar.
“Jika masih diizinkan kembali, saya siap. Namun jika sudah tidak bisa lagi, ya mau diapa,” ungkap Hervina.
Kades Sarankan Hervina Diangkat PNS ; Kasus guru honorer SDN 169 Sadar, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, bernama Hervina (34), yang diberhentikan gara-gara mem-posting gajinya Rp 700 ribu di media sosial (medsos), mendapatkan atensi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Kepala Desa Sadar, Andi Sudi Alam.
Andi meminta mempertanyakan soal pemberhentian Hervina jadi guru honorer. Menurut Andi, keberadaan guru honorer ini sangat dibutuhkan di desanya.
“Hervina ini asli putra daerah di sini. Saya kenal dia, orangnya baik dan peduli kepada warga. Sering bantu-bantu juga jika ada kegiatan di pemerintahan desa,” ungkap Andi Sudi Alam, saat diwawancara detikcom di kediamannya, Minggu (14/2/21).
Andi mengungkap desanya sangat kekurangan tenaga pengajar. Dari 2 sekolah dasar (SD), hanya ada 4 guru PNS.
“Perlu ada penambahan tenaga pengajar di Desa Sadar. Sekarang baru ada penambahan 2 orang di 2 Sekolah. Sebelumnya, yang PNS selaku guru juga ikut merangkap menjadi kepala sekolah. Kalau saya perhatikan selama ini, yang honor kan memang asalnya dari sini, itu aktif. Kalau yang PNS ya kadang masuk,” ungkap Andi Sudi.
Andi menyarankan agar status Hervina dan guru honorer di Desa Sadar menjadi PNS. Andi menekankan pentingnya mempertimbangkan dari aspek kearifan lokal serta fakta yang ada di lapangan.
“Mohon kiranya jika bisa, pemerintah PNS kan saja itu guru honorer di desa ini. Karena kami warga di sini kadang kecewa, setiap kali ada PNS dari luar yang terangkat dan ditempatkan masuk di sini.
Awalnya aktif mengajar, tidak lama, paling 2 atau 3 bulan saja kemudian minta pindah, padahal kan aturannya harus siap ditempatkan dimana saja, kapan mau maju anak sekolah kalau begini,” ungkap Andi Sudi.
Sebelumnya, Hervina mem-posting gajinya Rp 700 ribu di akun Facebook-nya. Akibat posting-annya itu, Hervina ditelepon berkali-kali oleh kepala sekolahnya. Namun, karena panggilan telepon tersebut tidak sempat diangkat Hervina, kepala sekolah kemudian mengirim pesan singkat yang berisi pemecatan dirinya dari guru honorer.
“Dia (kepala sekolah) kirim pesan WA, ‘tabe (permisi), cari saja sekolah yang lain yang bisa gaji ki (anda) lebih banyak, mulai sekarang Istirahat saja mengajar’,” ujar Hervina menirukan pesan singkat pemecatannya, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (11/2/21).
Hervina mengaku sudah 16 tahun mengajar di SDN 169 Desa Sadar. Hervina heran akan sebab pemecatannya dari guru honorer. Dia juga tidak sempat diberi waktu untuk menjelaskan maksud posting-annya itu.
Hervina mengungkapkan posting-annya itu bukan untuk mengeluh atau merendahkan pihak sekolah yang memberinya gaji kecil. Namun ia justru dipecat tanpa kesempatan untuk memberi klarifikasi.
Bahkan Hervina juga sudah meminta maaf ke kepala sekolah (kepsek) tempatnya mengajar. Namun Hervina mengaku permohonan maafnya diacuhkan kepala sekolah bernama Hamsina.
“Saya minta maaf lewat WhatsApp, bilang ‘minta maaf kalau ada yang salah di posting-anku, bukan maksudku menjelekkan (ibu kepala sekolah), saya posting seperti itu karena saya berterima kasih, saya dikasih dana bos selama 4 bulan, jadi langsung saya bayar utangku’,” ujar Hervina.