SYAKHRUDDIN.COM, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan kondisi pertumbuhan ekonomi sudah mengalami kontraksi pada kuartal II ini akibat tekanan virus corona. Bahkan, ia menyebut ekonomi sudah minus 4 persen.
“Faktanya sekarang sudah minus. Bahkan bukan 0,4 itu, udah minus 4 (persen),” kata Tito dalam Rakor Persiapan Pilkada Serentak 2020 di Kalimatan Barat seperti dikutip dari kanal Youtube Kemendagri RI, Senin (20/7).
Dilansir dilaman CNN, Tito mengatakan tekanan ekonomi tidak hanya dialami Indonesia. Sejumlah negara juga mengalami tekanan sama.
Salah satunya, Singapura. Bahkan, Negeri Singa sudah terjerumus dalam resesi ekonomi karena pertumbuhan mereka minus dua kuartal berturut-turut.
Tito menambahkan tekanan ekonomi di dunia dan Indonesia tersebut juga mulai berdampak ke daerah. Di DKI Jakarta misalnya, virus corona telah membuat APBD ibu kota turun dari Rp87 triliun menjadi tinggal Rp44 triliun.
“Pendapatan (daerah) dari dana perimbangan dari pusat, DAU DAK, kemudian dari PAD semua terdampak. Bahkan Kabupaten Badung pendapatan daerahnya dari sektor wisata, APBD awalnya Rp6,8 triliun. Kini sektor pariwisatanya hampir 0. Maka tekanan terjadi,” kata dia.
Tito mengatakan kalau terus berlanjut, tekanan itu bisa berdampak ke kehidupan sosial masyarakat. Ia khawatir tekanan ekonomi akan membuat angka pemutusan hubungan kerja (PHK), pengangguran dan kemiskinan makin bertambah.
“Pengeluaran negara makin banyak, untuk bansos dan lain-lain. Maka ga bisa satu aja diselamatkan, antara kesehatan publik atau ekonomi saja, dua-duanya,” kata dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengakui virus corona telah memberikan tekanan besar ke ekonomi dalam negeri. Ia mengakui bahwa target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah pada 2020 akan terkoreksi cukup tajam karena masalah tersebut.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2020 pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen. Namun, beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tak mampu mencapai target tersebut akibat virus corona.
Angka pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 2,3 persen. Bahkan, dalam skenario terburuk ekonomi RI bisa minus hingga 0,4 persen (sumbercnnjakarta)