SYAKHRUDDIN.COM,SEKO – Jalur terisolasi menuju Kecamatan Seko, Luwu Utara, Sulsel, kini sudah dapat digunakan fungsional oleh warga. Jalur ini pernah viral karena ada warga yang menandu jenazah puluhan kilometer.
Jalur yang dulunya dikenal terjal dan berlumpur tersebut membuat akses dari Kota Masamba, Luwu Utara menuju Kecamatan Seko tidak dapat dilalui kendaraan roda 4, dan hanya dilalui motor trail.
Jalur sepanjang kurang lebih 140 kilometer itu kini tengah diperbaiki melalui dana APBN, APBD Provinsi Sulawesi Selatan, dan dana APBD Luwu Utara.
Massifnya dukungan dari provinsi dan pusat membuat jalur itu sekarang
kondisinya fungsional sampai ibu kota Kecamatan Seko,” ujar Bupati Luwu
Utara, Indah Putri Indriani.
Jalur sepanjang kurang lebih 140 kilometer itu
pengerjaannya dibagi menjadi 3 wilayah. Pemerintah pusat mengerjakan ruas
Sabbang-Tallang, Pemprov Sulsel mengerjakan ruas Tallang-Sae, dan Pemkab Lutra
mengerjakan ruas Lambiri-Eno.
“Sekarang yang APBN intervensi ruas
Sabbang-Tallang, termasuk yang diaspal. Tepatnya di wilayah Rongkong. Jadi
pusat itu mengintervensi sampai perbatasan Rongkong,” katanya.
Sementara itu, Pemprov Sulsel yang mengerjakan ruas
Tallang-Sae, tepatnya dari wilayah Mabusa sampai Lambiri kini sudah selesai
proses pengerasan dan tinggal pengaspalan.
“Kalau yang diintervensi provinsi itu tinggal dilapisi aspal. Makanya target kita tahun besok tinggal pengaspalan,” paparnya.
Sementara itu Pemkab Luwu Utara juga terus menggenjot pembukaan jalur di 3 wilayah.
“Yang pertama pembukaan ruas Mabusa-Malimongan, ke arah Sulbar, kemudian pembukaan ruas ke arah Sigi (Sulawesi Tengah), Kemudian yang lalu bantuan keuangan itu menuju ibu kota Seko, dari namanya ruas Lambiri-Eno, Ibu Kota Seko,” kata Indah.
Indah mengatakan, pengerjaan yang sudah dilakukan Pemkab sepanjang kurang lebih 13 sampai 14 kilometer. Sedangkan yang dibantu Pemprov Sulsel sekitar 30 kilometer. Pemerintah pusat ikut membantu pengerjaan jalan sepanjang 30 kilometer.
“Masih ada 8 Km yang kondisinya rusak,” sebut dia.
Bupati Luwu Utara (Lutra), Sulsel, Indah Putri Indriani meninjau progres
pembangunan jalur menuju wilayah terisolasi Kecamatan Seko. Indah mengendarai
motor trail mengecek pengerjaan jalan yang sudah masuk tahap pengerasan dan
pengaspalan.
“PR besar itu perlahan mulai terjawab atas kerja sama
sharing dana melalui APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten,” ujar Indah
dalam keterangan persnya.
Indah kali ini meninjau pembangunan jalur menuju Kecamatan
Seko dengan melintasi jalur di wilayah Lambiri, Sodangan, dan Eno. Jalur di
wilayah tersebut dibangun khusus menggunakan APBD Kabupaten Luwu Utara.
“Progres pekerjaan ruas yang khusus kita biayai dari APBD Kabupaten
terus kita genjot dan progresnya cukup baik,” tuturnya.
Pembangunan jalur ke wilayah terisolasi Seko
pada tahun 2019 dilakukan dengan menggunakan APBD Kabupaten, APBD Pemprov
Sulsel, dan APBN.
Kementerian PUPR melalui dana APBN sebesar Rp
27,2 miliar mengerjakan ruas dari Kanandede sampai Mabusa dengan panjang
sekitar 35 kilometer. Pengerjaannya cutting, pengerasan, dan overlay di daerah
Tulaktallu.
Sementara itu dana sebesar Rp 11 miliar dari APBD Sulsel
mengerjakan ruas dari Mabusa ke Lambiri dengan panjang sekitar 29 kilometer.
Pengerjaannya cutting dan pengerasan jalan.
APBD Lutra mengerjakan dari Lambiri ke Eno, Ibu Kota
Kecamatan Seko. Paket pekerjaan pembangunan dan peningkatan jalan Ruas Lambiri
– Sodangan – Eno senilai Rp 7,7 miliar dengan jenis pekerjaan cuttingan
pelebaran badan jalan dan pengerasan badan jalan.
Jalur menuju Seko dulunya merupakan jalan yang sangat
berlumpur dan tidak bisa dilalui kendaraan roda 4. Saat itu warga Seko yang
hendak menuju Kota Masamba, Ibu Kota Luwu Utara mengandalkan ojek khusus yang
dibayar mahal.
Jalur ini sempat menjadi perhatian publik, saat salah seorang
warga yang meninggal jenazahnya harus ditandu sepanjang 35 kilometer karena
ambulans tidak mampu melintasi jalur tersebut (bs/syakhruddin)