SYAKHRUDDIN.COM,JAKARTA – Pengusaha rupanya sudah lama mengeluhkan
banyaknya anak, cucu hingga cicit yang didirikan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pasalnya kepanjangan tangan dari perusahaan pelat merah itu ‘mengambil jatah’
swasta.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan
P. Roeslani bahkan heran anak cicit BUMN punya bisnis seragam hingga jualan
roti.
“Mereka (BUMN) banyak membikin bukan cucu, (tapi) sampai
cicit yang bisa dikerjakan oleh pengusaha, UMKM, seperti contohnya perusahaan
BUMN yang bikin seragam, cicitnya. Kemudian ada yang bikin pabrik roti,”
kata dia saat dihubungi, Minggu (15/12/2019).
Tak sampai di situ,
jasa wrapping atau membungkus koper di bandara pun dikerjakan oleh anak atau
cicit BUMN. Dirinya pun mengetahui hal tersebut karena pelaku UMKM mengadukan
kondisi tersebut ke Kadin.
“Itu kan bisa dikerjakan oleh UMKM di daerah. Saya tahu
soalnya UMKM daerah ngomong ke saya juga,” sebutnya.
Tak sampai di situ,
jasa wrapping atau membungkus koper di bandara pun dikerjakan oleh anak atau
cicit BUMN. Dirinya pun mengetahui hal tersebut karena pelaku UMKM mengadukan
kondisi tersebut ke Kadin.
“Itu kan bisa dikerjakan oleh UMKM di daerah. Saya tahu
soalnya UMKM daerah ngomong ke saya juga,” sebutnya.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Erick Thohir akan dirampingkan.
Hal ini karena perusahaan BUMN dinilai terlalu banyak memiliki anak hingga cucu
usaha.
Erick menjelaskan saat ini ada sekitar 800 anak cucu perusahaan BUMN yang
beroperasional. “Sulit jadi menteri BUMN, ada 800 anak cucu perusahaan
BUMN. Siapapun menterinya tidak bisa manage, ngapalinnya aja susah,” kata Erick dalam acara Milenial Fest
di Balai Sarbini, Sabtu (14/12/2019).
Dia menjelaskan
itulah yang membuat dirinya akan melakukan reformasi birokrasi di BUMN. Menurut dia, Kementerian BUMN harus
memiliki visi service oriented bukan memperpanjang birokrasi.
“Kedua
adalah bagaimana kita mengecilkan jumlah BUMN-BUMN ini agar lebih sehat,”
ujar Erick.
Selanjutnya menurut dia perusahaan harus
diefisienkan agar bisa membangun ekosistem yang sehat termasuk dengan swasta.
“Jangan malah bersaing, kita BUMN harus punya nilai lebih. Kemudian
mencari orang-orang yang capable terutama ahklaknya dulu,” ujar dia.
Sebelumnya Erick memang berencana untuk menyetop
anak dan cucu perusahaan pelat merah yang masih belum jelas kerja
operasionalnya.
Kemudian, Erick akan memeriksa lebih rinci jika
ada perusahaan BUMN yang ingin membuat anak usaha. Menurut Erick sinkronisasi
BUMN harus terjadi dan kembali ke bisnis utamanya.
Karena itu, dia akan menerbitkan aturan yang
intinya akan memperketat pembentukan anak dan cucu BUMN ini.
Menurutnya Permen BUMN tersebut harus segera
dikeluarkan. Dengan demikian Kementerian mempunyai wewenang untuk mengevaluasi
anak dan cucu perusahaan pelat merah.
“Permen ini harus segera dikeluarkan tentu
dengan seizin kementerian lain. Tapi di situ lah kita juga ada hak me-review
anak-anak perusahaan ini,” tambahnya.
ihak istana kepresidenan mengapresiasi langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang telah memperketat pembentukan anak-cucu usaha BUMN.
Upaya itu diperkuat Erick lewat Keputusan Menteri (Permen) dengan nomor SK-315/MBU/2019 tentang penataan anak perusahaan atau perusahaan patungan di lingkungan BUMN.
Lewat beleid tersebut, pihak istana berharap ke depannya, pembentukan anak-cucu usaha BUMN dapat lebih selektif lagi yakni dengan lebih mempertimbangkan keberadaan swasta dan usaha rakyat.
“Kita juga harus re-design, misalnya masyarakat buat hotel, katering, usaha bersih-bersih (cleaning service). Itu jangan sampai BUMN buat juga lalu mematikan usaha rakyat,” ujar Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta dalam diskusi media di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Lebih lanjut, Arif mengimbau agar ke depan pembentukan anak usaha BUMN pun harus menunjang core bisnis induknya.
“Kalau core kompetensinya pelabuhan jangan nanti buat anak usaha katering, padahal usaha katering itu adalah hal yang biasa (jadi bisnis masyarakat),” katanya.
Dia berharap ke depan Indonesia bisa mencontoh China dalam hal kompetisi bisnis di mana pihak swasta dan usaha rakyatnya dapat tumbuh serta bersaing di dalam negeri maupun global.
“Misalnya contoh di China itu ada BUMN dan ada beberapa perusahaan bank besar dimilik oleh negara. Tapi juga ada Alibaba, Tencent yang dimiliki swasta dan berkompetisi secara global,” tutupnya (bs/syakhruddin)