
Presiden Joko Widodo merasa malu, lantaran Indonesia tercatat masih mengimpor pacul. Padahal, industri di
Tanah Air sudah mampu memproduksi sesuai kebutuhan yang ada.
Lalu berapa banyak pacul impor yang masuk ke
Indonesia?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
yang diterima Jumat (8/11/2019), impor pacul sepanjang Januari-September
2019 senilai US$ 101,69 ribu dengan total berat 268,2 ton.
Di mana rincian setiap bulannya tercatat,
Januari senilai US$ 8.376 dengan berat 51,6 ton, Februari senilai US$ 375
dengan berat 164 kg.
Kemudian pada Maret tercatat nihil atau tidak ada
impor sama sekali, sedangkan April melonjak menjadi 80,9 tol atau senilai US$
48.128.
Selanjutnya pada Mei impor pacul tercatat
senilai US$ 1.832 atau seberat 10,9 ton dan Juni tercatat senilai US$ 435
dengan berat 153 kg.
Sedangkan pada Juli tercatat sebanyak 66,7 ton atau
senilai US$ 33.944, selanjutnya pada Agustus masuk lagi sebesar 7 kg atau US$
65, dan pada September masuk lagi sebanyak 57,6 ton atau senilai US$ 8.539.
Berdasarkan asal negara, impor pacul tercatat
hanya dari China dan Jepang. Pacul yang diimpor paling banyak dari China.
Para menteri kabinet kerja pun merespon hal ini. Menurut para menteri produksi sudah siap, namun pihak pembelinya saja yang belum sadar.
Kampanye pacul dalam negeri disebut akan dilakukan. Bukan cuma menteri, kalangan pengusaha pun merespon.
Menurut pengusaha impor pacul sangatlah memalukan dan tidak masuk akal, mereka meminta pemerintah segera ikut andil dalam menghubungkan produsen dan pemakai pacul.
Berdasarkan asal negara, impor pacul tercatat
hanya dari China dan Jepang. Pacul yang diimpor paling banyak dari China.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengaku bahwa
tingkat kesadaran konsumen dalam negeri terhadap pacul buatan Indonesia masih
rendah. Hal itu juga menjadi penyebab banyaknya pacul impor.
Agus mengatakan, pacul buatan Indonesia sudah
memiliki kualitas yang bagus. “Sekarang kita harus memunculkan kesadaran dari off-taker (pembeli),
kesadarannya belum ada, kalau kualitasnya sudah bagus. itu yang kita
kampanyekan,” kata Agus di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis
(7/11/2019).
Agus mengungkapkan akan mensosialisasikan pacul buatan
Indonesia kepada seluruh pembeli di tanah air. Bahkan, Agus akan mewajibkan
dalam APBN khususnya pada belanja barang, dialokasikan
untuk menyerap pacul dalam negeri.
“Kalau belanja pacul yang anggarannya dari
APBN, itu akan kita wajibkan untuk belanja dari dalam negeri. Karena produksi
dalam negeri kualitasnya sudah baik dan sudah siap, untuk suplainya sudah
siap,” ujar Mantan Mensos .
Oleh karena itu, Agus akan mengajak
kementerian/lembaga untuk mensosialisasikan dan meningkatkan kesadaran terhadap
pacul dalam negeri. (bs/syakhruddin)