SYAKHRUDDIN.COM – Kapolda baru Papua, Irjen Paulus Waterpau mengatakan, “Ia akan fokus menangani korban akibat kerusuhan di Wamena, Papua, sebagai langkah pertama usai menjabat”.
Paulus baru saja melaksanakan upacara serah terima jabatan (sertijab) dengan Kapolda Papua sebelumnya, Irjen Rudolf A Rodja, Senin (30/9/19).
“Yang pertama kita harus coba selesaikan dulu, rampungkan dulu korban-korban, mulai daripada yang sakit, kemudian yang kemarin meninggal dunia sudah bisa dibantu,” kata Paulus di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin.
Selain itu, para pengungsi yang terdampak peristiwa tersebut juga menjadi perhatian dirinya untuk ditangani.
“Kemudian yang lain adalah yang sekarang sedang mengungsi, baik yang ada di Wamena maupun yang ada di sekitar Jayapura, Sentani,” ungkapnya.
Setelah itu, Paulus juga mengaku akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, beserta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Irjen Polisi Drs. Paulus Waterpauw merupakan Kapolda Papua yang ditunjuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian, untuk menggantikan Irjen Rudolf Alberth Rodja.
Paulus Waterpauw, Lahir di Fakfak Papua Barat, 25 Oktober 1963.
Pada usia 10 tahun, Paulus Waterpauw pindah ke Surabaya.
Paulus Waterpauw menempuh pendidikan Sekolah Dasar di YPK (Yayasan Pendidikan Kristen) Surabaya dan lulus pada 1977.
Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 6 Surabaya (1980) dan SMA Negeri 5 Surabaya (1983).
Paulus Waterpauw menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1987, lanjut ke Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK (1996), Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim) tahun 2002 dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) tahun 2014.
Paulus Waterpauw menikah dengan wanita asal Sumatera Utara bernama Roma Boru Pasaribu.
Lulus Sespim, Paulus Waterpauw kembali ke tanah kelahiran dan dipercaya menjabat sebagai Kapolres Mimika.
Dua tahun menjabat Kapolres Mimika, Paulus Waterpauw kemudian dipercaya menjabat sebagai Kapolresta Jayapura.
Sebelum menempati posisi sebagai Kapolda Sumatera Utara, Paulus Waterpauw menjabat sebagai Wakabaintelkam Polri.
Paulus Waterpauw mengunjungi lokasi pengungsian pertama adalah Posko Gedung Megantara Lanud Silas Papare, Sentani, Jayapura, Selasa (1/10/19), menampung 100 orang pengungsi.
“Ini ada bantuan untuk ibu. Memang tidak seberapa,” kata Paulus di lokasi. Usai memberikan bantuan di Lanud Silas Papare, Paulus mengunjungi pengungsi di Posko Yonif 751/Raider Sentani yang berjumlah 172 orang. Di lokasi ini pun, Paulus memberikan bantuan kepada para pengungsi.
Tidak hanya di Posko Lanud Salis Papare dan Yonif 751/Rider, Paulus juga mengunjungi pengungsi di Posko Musalah At-Taqwa yang berjumlah 66 orang dan Posko Masjid Al Aqsha yang berjumlah 47 orang. Total keseluruhan pengungsi yang dikunjungi ada 385 orang.
“Sekarang ini jumlah pengungsian di Jayapura sejarah tercatat 3.225 orang. Oleh karena itu, aparat keamanan Pemda sedang berusaha untuk meminta mereka untuk kembali ke daerah masing-masing, tapi dengan jaminan keamanan, baik dari para pemuka adat di Wamena, dan juga dari aparat keamanan mereka bisa tetap melanjutkan aktivitasnya sebagai penggerak ekonomi daerah, agar ekonomi daerah tidak luntur,” kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (30/9/21).