Penulis buku melawan takdir, dilantik jadi Rektor UIN : Prof Dr H Prof Dr H. Hamdan Juhanis,MA.Ph.D penulis buku “Melawan takdir” hari ini, dilantik Menteri Agama RI, sebagai Rektor UIN periode 2019-2023.
Guru Besar Sosiologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar ini berhasil menyisihkan delapan kandidat rektor lainnya, diantaranya,
Prof Hamdan (Wakil Rektor IV), Prof DR H KH Muh. Galib, Prof Hj. Aisyah Kara Ph.D yang sebelumnya digadang-gadang untuk meneruskan kepemimpinan Rektor Musafir Pababari, Dekan Fak Syariah, Prof DR Darusssalam Syamsuddin dan Ketua P2M Prof Saleh Tajuddin.
Dua pendaftar terakhir yang menyodorkan berkas kepada Ketua Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) UIN Alauddin yang dinakhodai Prof DR Abd Rasyid Masri, M.Pd,M.Si,MM yaitu Mantan Dekan Fakultas Sains dan tekhnologi, Prof DR Muh Khalifah Mustanu dan Mantan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof DR Abustani Ilyas.
Setelah melalui serangkaian tes dan pemeriksaan berkas, akhirnya Menteri Agama menetapkan Prof DR Hamdan Juhannis, Ph.D sebagai Rektor UIN periode 2019-2023.
Prof. Hamdan Juhannis adalah seorang Profesor termuda. Dia enerjik, bugis humoris, dan pandai beretorika. Mungkin ini warisan dari Almarhum Ayahnya yang berprofesi sebagai penjual obat keliling.
Dalam bukunya itu menceritakan perjalanan hidup seorang anak yatim miskin dari pedalaman Bone Sulawesi Selatan, sampai mendapat gelar Ph.D di Australian National University (ANU) di Canberra.
ANU adalah universitas yang paling bergengsi di Negeri Kangguru. Sebuah perjalanan hidup yang tidak mudah bagi seorang anak yatim di pedalaman Bone.
Jangankan bercita-cita menjadi profesor, untuk sekolah Tsanawiyahpun tidak mudah dilakoninya. Ibunya seorang single parent yang harus berjuang menghidupi empat anaknya.
Ayah Hamdan yang sangat mnguasai panggung pelataran jalan sebagai seorang penjual obat keliling, meninggal dunia disaat Hamdan dan ketiga saudaranya yang masih kecil.
Seorang penenun kain sarung sutra itulah profesi yang dilakoni ibunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Impiannya tidak muluk-muluk, dia hanya ingin anaknya sekolah mengaji yang nantinya bisa jadi guru ngaji seperti ustaz Fathurrahman.
Namun semua itu tidak menghalangi dia mendapatkan IP 4.0 dan nilai 107 dari 100 untuk kuliah Morphology (Ilmu tentang pembentukan kata) dan sarjana terbaikpun disandangnya.
Predikat sarjana terbaik ini yang mengantarkan Hamdan mendjadi Dosen di IAIN Alauddin Ujung Pandang. Tak lama berselang Hamdam melanjutkan masternya di McGill University Canada dan Ph.D di ANU Canberra. Sampai akhirnya dia mendapat gelar Profesor pada usia kurang dari 40 tahun.
“Maka beranilah bermimpi lebih dari ayah, karena masa depanmu ada dalam ruang-ruang mimpimu hari ini (Pesan Prof. Hamdan untuk Alena putri kecilnya) sebagaimana dikutip dalam “Resensi buku” melawan takdir.
Salah satu kutipan kultumnya yang pernah disampaikan pada kuliah tujuh menit (kultum) di mesjid kampus II, Samata, Gowa Kamis (19/08/2010) mengatakan ;
“Untuk menjadikan seseorang berkarakter, Prof Hamdan membocorkan tipsnya yakni banyak membaca biografi dari orang-orang sukses, rajin membaca buku yang berkaitan dengan diri dan keterampilan yang dimiliki, dan menata soft skill sebaik-baiknya”.
Kemudian, tips untuk menyetting tujuan hidup, dimulai dari pertanyan-pertanyaan yang dimunculkan dalam diri.
Yakni, dalam diri Anda, Anda mau punya apa? Kemudian akan nantinya akan berbuat apa? Lalu akan menjadi apa? Setelah itu akan dikenang sebagai apa nantinya?