
Peristiwa gempa bumi, Tsunami dan Likuifaksi di Pasido (Palu-Sigi dan Donggala), Jumat, 28 September 2018 telah memporakporandakan Sulawesi Tengah.
Spontan segenap komponen anak bangsa bergerak untuk membantu. Mulai dari tukang ojek, pelajar, relawan, Tim Gabungan SAR, PMI, Dinkes, Tagana dan pemerintah daerah se-Indonesia, dan dinyatakan sebagai “Bencana Nasional”.
Sekaitan dengan hal tersebut, di hari 15 Pascabencana, Televisi Stasiun Makassar, mengundang Tagana Kompi UIN, Tim ahli geologi dari Unhas dan salah seorang relawan dari Universitas Bosowa Makassar untuk berbicara pada acara petang ” Sipakainge”
Dari pembahasan ini, maka sebagai Perintis Tagana Indonesia dan Instruktur pada Tagana Kompi UIN pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Kesejahteraan Sosial, kami tegaskan :
Ada tiga komponen yang wajib diketahui, yaitu ‘Sebelum bencana – Saat bencana (tanggap darurat) dan pascabencana.
Selama ini kita banyak bergerak pada posisi tanggap darurat dan pascabencana, tanpa pernah memikirkan bagaimana pada kondisi prabencana, disini dibutuhkan Tentang : ” Pemahaman kebencanaan melalui ancaman bencana”
Pentingnya sosialisasi, pelatihan dan gladi lapang terhadap para penentu kebijakan dan segenap warga yang lokasinya berada pada kawasan rawan bencana.
Pada acara “Sikapainge ini” mengikutsertakan Tagana Kompi UIN, termasuk yang Pernah ditugaskan di Palu Sulawesi Tengah atas nama Nurul Mutmainnah dan Fahra Aggraini.
Syakhruddin.