Capek dan ngantuk, dua kondisi yang selalu menyelimuti perasaan usai pelaksanaan lebaran yang berlangsung hikmat. Para tetamu yang datang silih berganti, membuat tenaga terkuras tapi di balik semua itu ada rasa bahagia, karena setelah sekian tahun lamanya berpisah tempat, kini dapat berkumpul kembali di tengah-tengah sanak family.
Hadir anak cucu, ponakan dan sepupu-sepunya menjadi hiburan tersendiri, apalagi saat-saat pembagian lembaran Sudirman yang masih baru, mereka berlomba mendapatkannya. Sekedar kompetisi diantara para cucu dan cicit diberi kesempatan untuk mengeluarkan kemampuan dan kelebihan masing-masing.
Ada yang bisa berdoa dengan memimpin adik-adiknya, yang lain mengaminkannya,ada juga yang acung tangan, dan mengatakan bisa memimpin doa makan dengan bahasa anak-anak dan yang lain mau menyanyi, akhirnya suasana menjadi ramai dan seru karena orang tuanya juga ikut berebut lembaran Sudirman.
Lain halnya ketika di rumah Bapak Yusuf Kalla di Jalan H.Bau Makassar, seorang anak bernama Hadika Azis (11 tahun) meninggal dunia saat berdesak-desakan untuk mendapatkan sedekah dari Wapres terpilih, pihak Panitia dan aparat yang ditugaskan di rumah pribadi Yusuf Kalla, kewalahan menghalau membludaknya warga yang datang.
Insiden ini tentu banyak disesalkan sejumlah pihak karena pola penyaluran sedekah kepada keluarga miskin yang hadir pada acara open house di rumah kediaman Bapak Yusuf Kalla di Jalan Haji Bau Makassar.
Sebagai wujud perhatian yang begitu besar, Wapres Yusuf Kalla berkunjung ke rumah duka di Jalan Dg. Tantu Lorong 3 Nomor 15 Kelurahan Rappokalling Makassar didampingi Walikota Makassar Danny Pamanto dan mantan Walikota Arief Sirajuddin.
Sementara itu, di hari ketiga bulan Syawal pihak keluarga dari Jalan Macan Makassar, berkunjung ke Manongkoki-Takalar, sebelumnya telah dikabari melalui pesan SMS dan siap menjamu family dari Makassar dengan masakan tradisonal berupa “Lammang Juku Bolu”
Makanan khas ini berbahan dasar ikan bandeng (juku bolu,red) selanjutnya dimasukkan di bambo lengkap dengan bumbunya, kemudian dibakar sampai matang. Masakan lalu dikeluarkan ke baskom kecil dan memberikan aroma yang merangsang selera, apalagi di ramu dengan racikan rumput laut dan mangga muda.
Kami lalu duduk bersila dan menikmati masakan khas dari Manongkoki, selanjutnya menuju Kampung Salaka di rumah kediaman Bapak H.Abdul Karim dan dalam perjalanan pulang ke Makassar, mampir di rumah H.Bau di rumah adat Bontonompo.
Disini juga mendapatkan layanan masakan Khas berupa “tumpi-tumpi” dan sayuran dari jantung batang pisang yang disebut dengan ”Lawara”
Setelah acara roadshow silaturahmi berakhir kami kembali ke rumah kediaman masing-masing dan tentunya merasa puas dan bahagia, walaupun badan terasa “ Penat ”