Hasil perhitungan nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Capres No.1 meraih suara sah 46,85 persen dan pasangan Capres No.2 meraih suara 53.15 persen. Capres peraih suara terbanyak ini, telah diserahkan kepadanya surat keputusan KPU kepada Jokowi-JK yang akan memegang tampak pemerintahan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019.
Ketua KPU, Husni Kamil Manik yang membacakan hasil keputusan KPU di Jakarta dan Presiden terpilih Jokowi diiringi senyum khasnya, mendengarkan dengan saksama hasil penetapan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pilihan Rakyat.
Sementara itu, Syekh Muhammad Al-Hadad selaku Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) turut memberikan sambutan atas kinerja dan independensi lembaga penyelenggara yang sangat transparan dan telah menyelesaikan tugas dengan baik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Dengan terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019 kini saatnya untuk kembali menjalin rantai silaturahmi yang nyaris retak karena penyelenggaraan Pilpres yang begitu banyak menarik perhatian, emosi, waktu dan tenaga sebagai konsekwensi dari sistem demokrasi yang memberi kesempatan yang luas kepada warga Negara sekaligus mewajibkan warga negara untuk menghormati hasil keputusan KPU.
Kini KPU sudah menyelesaikan tugas dengan baik, selanjutnya sebagai anak bangsa mari bergandengan tangan membangun negeri ini, mengutamakan persatuan dan memulai program “Revolusi Mental Di Garis Star”
Kita juga harus berterima kasih kepada Presiden SBY yang telah berhasil memimpin Bangsa Indonesia selama dua periode dan memberi nuansa sejuk terhadap pelakaanaan Pilpres yang berlangsung lancar dan penuh dinamika politik yang mengharubirukan perasaan.
Rakyat Indonesia yang berhasil menyelenggarakan Pemilu dan pendidikan politik yang luar biasa, memberi histeria politik dan antusias masyarakat yang sangat tulus dibarengi pendanaan yang ikhlas dari warga dan akhirnya dapat melahirkan Presiden pilihan Rakyat.
Hore…hore…hore….. Jokowi Presiden kita, selanjutnya mari kita merajut dan membangun bangsa ini ke depan dan dukungan dari legislative juga sangat diharapkan. Karena itu, sekali lagi perlu kita tegaskan, negeri ini akan maju bilamana para pemimpinnya tidak terlibat korupsi dan nepotisme serta menghianati harapan rakyatnya, selamat kepada Bapak Jokowi-JK, Padamu Negeri Jiwa Raga Kami.
Alhamdulillah, dengan pidato pertama di atas phinisi “Hati Buana Setia” di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara, memberi kesan bahwa sesungguhnya kita adalah “Pelaut Ulung” yang selalu siap menghadapi ganasnya gelombang samudera.
Pidato perdana Bapak Jokowi mengajak kita semua untuk kembali melupakan Nomor 1, melupakan Nomor 2 dan kita kembali menacungkan salam tiga jari “Persatuan Indonesia” Kini saatnya bergerak bersama dengan membangun optimisme baru yang sempat renggang karena pilihan yang berbeda.
Mari kita kembali ke aktifitas masing-masing, Petani turun ke sawah, Nelayan kembali ke Laut, Buruh kembali ke Pabrik serta kembali membangun asa kegotongroyongan yang tak pernah mati di persada Nusantara, mari membangun negeri, memanfaatkan kekayaan laut, dengan prinsip ; Sekali layar Terkembang Pantang Surut ke biduk tepian, salamaki.