“Kalau bukan karena tinta takkan ku tulis pantun ini, kalau bukan karena cinta takkan aku hadir disini” inilah kalimat pembuka pada acara “Silaturahmi Bapak Menteri Sosial RI, DR.H.Salim Seggaf Al-Jufri, dengan Mahasiswa Pelopor Perdamaian, KNPI dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) terdiri dari Karang Taruna, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kota Makassar dan Kabupaten Maros.
Acara silaturahmi ini, sebagaimana acara tambahan dari kunjungan kerja Bapak Menteri Sosial RI ke Luwuk Banggai-Sulawesi Tengah. Hanya saja sembari berlalu dari Kota Makassar, Mensos dari PKS ini, ingin memaksimalkan kunjungannya dengan bertemu para pemuda dari Pengurus teras KNPI Sulsel, Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dan TAGANA, sehingga Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bapak DR.Abdul Hayat,M.Si yang berkedudukan Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar langsung mempersiapkan pertemuan di Aula BBPPKS.
Sementara itu, Ketua KNPI Prov. Sulsel, Bung Nizar Roem dalam pertemuan silaturahmi, mengajak Mensos untuk mengikuti kegiatan KNPI Sulsel yang akan digagas dalam acara “Gema Aktifitas Kampus” dalam menjalin harmonisasi sosial.
Selain itu, Sri Rahayu yang juga tercatat salah seorang kandidat Caleg Hanura yang menjadi aktifitis di KNPI memaparkan tentang “Desa Binaan Pemuda”
Dialog yang dipandu Drs.H.Syakhruddin.DN,M.Si selanjutnya mempersilahkan utusan dari Forum Mahasiswa Pelopor Perdamaian (FMPP) yang melaporkan kegiatannya kepada Menteri Sosial, diantaranya sejak selesainya dilaksanakan “Deklarasi FMPP” telah menyelesaikan “bedah rumah” di Kabupaten Maros. Selanjutnya mengharapkan untuk diberikan ruang sekretariat dan surat keputusan tentang legalitas dari keberadaan “Forum Mahasiswa Pelopor Perdamaian” berbasis perguruan tinggi di Provinsi Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Pendamping Keluarga Harapan (PKH) melalui juru bicaranya Syarifuddin Akbar yang akrab disapa dengan “Rimba” selain mengemukakan capaian kegiatan pendampingannya serta “Program Cerdas PKH” juga menyoal soal Kartu Jaminan Kesehatan Nasional.
Kalau selama ini, kartu PKH yang disebut “Kartu ajaib” karena satu kartu untuk delapan program yang tercover. Selain itu, Rimba sebagai perwakilan dari pendamping PKH mengajukan saran kepada Gubernur melalui Asisten IV Bidang Administrasi, Drs.H.Mappagio,M.Si untuk memikirkan anggaran melalui APBD Sulsel demi kesejahteraan para pendamping PKH. Rimba juga mengharapkan agar dapat dilaksanakan silaturahmi semacam ini bersama Bapak Gubernur Sulawesi Selatan.
Dalam jawaban yang diperoleh dari Drs.H.Mappagio memerintahkan Kadis Sosial Prov. Sulsel yang tidak hadir dalam pertemuan ini hanya diwakili sekretarisnya Drs. Patriot Haruni untuk membuatkan “telahan staf” yang selanjutnya diajukan kepada Bapak Gubernur, tutur Mappagio.
Dari pihak Tagana menampilkan juru bicara Ahyan Arif yang pada intinya mengingkan adanya tambahan materi dalam setiap pelatihan Tagana, berupa “Pelatihan Ilmu Komunikasi” dan meninjau kembali keputusan Menteri Sosial tentang ke-Tagana-an sehingga posisi Tagana apakah menggunakan “Koordiantor” atau “Forum Komunikasi” atau dengan istilah “Pusat Kendali Operasi” demikian halnya dengan perwakilan dari pihak rektor yang hadir yang masing-masing diwakili Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, juru bicara dipercayakan kepada perwakilan dari Universitas Negeri Makassar (UNM).
Menjawab pertanyaan audance, Bapak DR.Salim Seggaf Al-Jufri menegaskan bahwa program “bedah rumah” sesungguhnya bukan bedah rumah tapi kita harapkan “Bedah Kampung” sehingga berbagai program Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) dapat terselesaikan.
Tentang permasalahan yang dihadapi para Pendamping PKH yang akan berakhir masa pengabdiannya, maka Dirjenlinjamsos, DR.Ir.A.Zainal Dulung,MS mengatakan, pihaknya akan mengupayakan agar para pendamping ini tidak langsung dilepas tetapi akan dicarikan solusi terbaik. Tapi yang pasti “Pendamping PKH” bukan milik dari Kementerian Sosial, melainkan pemerintah daerah setempat, pihak Kemsos hanya merekrut dan membiayai untuk kurun waktu tertentu,”ungkap Dirjen Linjamsos.
Ke depan seleksi penerimaan pendamping PKH semakin ketat, sudah berbasis tehnologi dan hal inilah yang banyak membuat orang tidak senang padanya, karena tidak bisa membantu anak atau keluarganya, tutur Dirjen yang membuat hadirin tertawa.
Usai dialog dalam acara silaturahmi dengan Pemuda Pelopor Perdamaian dan KNPI serta PSKS di Provinsi Sulawesi Selatan, dilanjutkan dengan foto bersama dan berakhir dengan santap siang bersama.
Mensos selanjutnya sholat di Masjid Arridha BBPPKS kemudian dengan mobil Alphar RI 32 melanjutkan perjalanan menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Maros dan dengan pesawat Garuda langsung menuju Palu yang dilepas Kepala Balai Besar, DR.Abdul Hayat,M.Si dan jajarannya, salamaki.
Salam takzim,
website : syakhruddin.com SMS : 081 2424 5938
email 1 : syakhruddin@gmail.com Pin BB :2A2 FC 722
email 2 : syakhruddin@yahoo.co.id Pin Android :7BCE 92D9
call sign : YD8HSY/Communications Rescue 01
Jalan Andi Tonro I No.6 Makassar 90222