Dalam QS.Al-Al-Maidah,5:35) Tuhan berfirman ; “Hari Orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada Jalan-Nya, supaya kamu mendapatkan keberuntungan.
Janji Tuhan kepada hambanya itu PASTI. Persoalannya kemudian, manusia tidak sabar dalam menjalani ketentuannya, sehingga jalur pintas pun di tempuh, hukum halal dan haram bukan lagi ukuran, karenanya KORUPSI, pencucian uang, penyalahgunaan jabatan bahkan konflik sosial antarsesama dilakukan, demi meraih 3 TA (Tahta-Harta dan Wanita).
Para pelaku, tidak pernah lagi sungkan bertindak, untuk dan atas nama agama guna memenuhi kepentingan nafsunya. Tegoklah kasus Partai PKS, masalah Djoko Susilo mantan Gubernur Akademi Kepolisian R.I. atau Aiptu Labora Sitorus yang memiliki rekening gendut di berbagai Bank di Tanah Papua.
Fenomena yang tengah kita saksikan di tengah masyarakat sangat merindukan ketegasan seorang pimpinan yang bernma Presiden, sebagaimana dicontohkan Amirul Mukminin yang memikul sendiri gandumnya dari gudang penyimpanan baitul mal. Di Ibukota Jakarta, 16 buah rumah sakit menolak “Kartu Sehat Jakarta”
Sang Gubernur Jokowi yang memperhatikan rakyat kecil, hanya berguman lirih,”Rumah Sakit” kita hanya cari untung, sebuah pernyataan polos yang langsung menohok jantung, sebagaimana kritik sang politikus Demokrat, “Ruhut” yang begitu kesal akan populiratas sang Gubernur yang kini digadang-gadang jadi Presiden pasca SBY.
Intinya, kita sudah mulai saling cakar-mencakar sesama anak bangsa atau “sianre bale” dalam konotasi Bahasa Bugis/Makassar, yang berarti sudah tidak ada lagi penghargaan kepada sesama. Masjid-masjid yang indah, Gereja yang megah, Kuil yang mempersona, tetapi mengapa bumi masih berbau amis akan darah akibat pertempuran antar agama.
Demonstrasi memprotes kebijakan pemerintah yang tak berpihak kepada rakyat kecil. Dimana itu ajaran ihsan, kemana ajaran Tat Twam Asi yang bermakna engkau adalah aku, kemana ajaran Kasih Sang Dharma, dan mengapa kita begitu mudah terprovokasi dalam melakoni hidup di mayapada ini.
Agama sebagai kekuatan rohani, telah kehilangan pamornya, karena pembawanya lebih berkoar daripada berbuat berbuat demi kemaslahatan manusia. Sebelum ulasan mencari jatidiri, tiba-tiba saya kedatangan tamu, namanya Ibu Ros Arif dari Jakarta dan H. Hayat yang ternyata ada tetangga dekat dari kantor redaksi.
Dari pembicaraan yang berlangsung pada hari Kamis 23 Mei 2013 menjelang saat Sholat Ashar, ternyata “topik bahasan” dalam jumpa perdana ini sangat terkait dan tetap pada prinsip hidup, carilah rezeki di jalan Allah, karena sesungguhnya sesungguhnya seluruh makhluk didunia ini telah di jamin rezekinya oleh Allah SWT.
Tinggal manusianya, bagaimana mencari rezeki yang halalan tayyibah dan mencari jati diri sebagai hamba yang muttaqin, salamaki.
Salam Takzim,
www. syakhruddin.com
email : syakhruddin@yahoo.com
email : syakhruddin@gmail.com
SMS : 081 2424 5938 PIN : 2A2 7FC 722