SYAKHRUDDIN.COM – Dalam kehidupan dewasa ini, banyak ragam dan cara untuk mencapai tujuan, ada dengan pola sogok-menyogok yang sudah bukan barang baru di republik tercinta.
Ada pula juga dengan memberikan uang pelicin, agar urusan cepat selesai dan target tercapai.
Kalau beberapa tulisan terdahulu, Ane pernah menulis, dengan “Nangka Silaturahmi” dimana sanak famili dari kampung, datang membawa hasil bumi, termasuk tentunya, nangka yang menjadi tanaman andalannya.
Sebagai tuan rumah, Ane harus tahu diri, minimal ada kontribusi dengan label, barter barang dan lebih halus, kalau disebutkan dengan nangka silaturahmi, yang sudah popular di kalangan pembaca syakhruddin blog.
Ceritera, Duren Proposal, berawal ketika dua orang tamu saya, datang dari salah satu kabupaten penghasil duren (durian) di Sulawesi Selatan, pada hari Selasa 29 Januari 2013 bertandang ke rumah.
Setelah basa-basi, sambil memperkenalkan diri, kalau yang bersangkutan adalah salah seorang aktfitis di kampung. yang di desanya membutuhkan “Talud” untuk saluran air yang mengarah ke sawahnya.
Sambil mempersilakan duduk di ruang tamu, dan menjamunya dengan kopi dan suguhan kue-kue, sang tamu memperkenalkan nama, yang kebetulan sama dengan nama sang penulis.
Seorang diantaranya yang Ane kenal, sebagai salah seorang aparat, yang sering berhubungan di kantor, membawa bungkusan duren yang jumlah sekitar 20 biji langsung ke ruang belakang.
Setelah duren tersebut berada di bagian belakang, saya bertanya maksud ke datanganya, dan beliau menyodorkan tiga buah proposal. Sejenak fikiran Ane melayang, bukankah dua hari mendatang, Ane akan pensiun ???
Seraya tertunduk, ingat tentang “Nangka Silaturahmi” sejurus kemudian, Ane mengangkat proposal lengkap dengan susunan pengurus dan anggaran yang dibutuhkan. Namun demikian, tiga buah proposal tersebut, Ane bawa ke kantor untuk selanjutnya diberkaskan bersama proposal yang terdahulu.
Bagaimana dengan realisasi dari ketiga proposal tersebut, kita serahkan saja kepada pejabat baru yang akan meneruskan ke tingkat pusat, sementara duren yang ada.
Segera di bagi ke tetangga terdekat, agar baunya tidak mendekam dalam rumah, bau yang mengundang selera tetangga, bukankah di dalam kehidupan masyarakat terdapat kearifan.
Dipesankan oleh sang leluhur bahwa sesungguhnya tetanggamu itu adalah saudaramu yang terdekat. Semoga tetanggaku, dapat juga menikmati “Duren Proposal” salamaki.