Suasana malam minggu di akhir Bulan September 2012 menjadi terganggu karenanya, sejumlah agenda kegiatan yang seharusnya harus dituntaskan, terpaksa ditunda karena pinggang sebelah kanan agak nyeri dan sulit untuk rukuk dan sujud.
Menurut analisis dokter yang memeriksa, ada gangguan pada saluran kantung kemih (atau lebih sering di kenal dengan inpeksi saluran kencing) dokter menganjurkan untuk di opname saja, namun karena kondisi masih terasa fit, maka hanyalah injeksi anti nyeri yang diberikan, sembari banyak minum air putih.
Sementara upaya pengobatan terus dilakukan, di tambah olah raga ringan dan juga peningkatan air minum dua kali lipat dari biasanya, beberapa saran dari sesama penderita, mengharapkan untuk menggunakan obat herbal saja dan menghindari obat-obatan kimia karena dapat berpengaruh ke ginjal, katanya.
Dalam suasana sedang meringis, seorang sahabat saya mengirimkan info via sms, kalau pencuri yang di asmara mereka bertempat tinggal, ternyata sudah ditemukan pelakunya. Sang pelaku memang sudah sering mengambil barang, baik itu celana levis yang sedang di jemur atau uang tunai yang di simpan dalam tas di kamar kost di gasak sang maling.
Setelah di interogasi oleh Ibu kost, akhirnya ia mengaku kalau Dia memang pelakunya, itupun setelah diancam akan di bawa ke Polsek terdekat. Ira demikian nama samaran, masih duduk di semester III pada salah satu kampus berlabel Islam di Kota Makassar, Ira berasal dari salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Salah seorang adiknya sudah dipulangkan ke daerah asalnya karena kedapatan juga mencuri, barangkali ini sebuah penyakit keturunan yang di derita atau karena kekurangan dana diperantauan, wallahualam.
Pinggang terus terasa nyeri, namun tulisan ini harus segera di publish untuk mengetahui kondisi terkini oleh seseorang yang ada di kejauhan, terlebih lagi pada minggu pertama bulan Oktober akan ke Jawa Barat untuk sebuah pelatihan yang berskala nasional, semoga saja pinggangku bersahabat dan bisa melalui kendala yang terjadi malam ini.
Sementara diskusi untuk pilihan pengobatan, datang sepupu dari Limbung yang mengundang untuk pesta perkawinan anaknya dan diminta menjadi protokol pada acara akad nikah tgl 20 Oktober mendatang, sekalian menyampaikan berita itu, bahwa “BABA SITA” di Limbung yang usianya ratusan tahun telah meninggal dunia pada hari Kamis 27 September 2012 dan jenazahnya telah dimakamkan di Bolangi Gowa pada hari Sabtu 29 September 2012.
BABA SITA alias Baba Lompo merupakan simbol dan profil Cina-Peranakan yang pertama kali tinggal di Limbung dan semua orang mengenalnya, sehingga di akhir hayatnya ada dua prosesi, di bagian dalam rumahnya dihadiri oleh kerabat dengan ritual Khong Kho Chu sementara yang duduk di serambi depan adalah sanak famili, handai tolan dari kalangan yang beragama Islam, sebuah kearifan lokal yang terus lestari, karena BABA SITA merupakan Cina terlama yang bertempat tinggal di Limbung, kerabatnya sudah cukup banyak dan pada akhirnya Diapun harus menjalani apa yang disebut KEMATIAN, Selamat Jalan BABA SITA……Hayyaa.