SYAKHRUDDIN.COM – Ketegangan antara China dan India terjadi pada Juni tahun lalu setelah dua pasukan bentrok di Garis Kontrol Aktual (LAC).
Lebih dari 20 personel militer India tewas yang membuat hubungan antara kedua negara kekuatan nuklir itu di ambang perang.
Dilansir dari laman Intisari News, Lalu empat bulan kemudian, sebagian besar Mumbai, sebuah kota besar di India, dilanda mati lampu setelah pemadaman listrik misterius.
Pada 13 Oktober 2020, 20 juta orang di kota dibiarkan tanpa listrik, pasar saham ditutup, dan kereta berhenti.
Apa penyebabnya?
Dilansir dari express pada Selasa (2/3/21), sebuah studi baru mengklaim bentrokan di perbatasan dan pemadaman listrik mungkin terkait. Perusahaan itu menemukan malware itu tidak pernah diaktifkan. Tetapi penemuan mereka bisa menjadi peringatan keras bagi New Delhi.
“Beijing telah terlihat secara sistematis memanfaatkan teknik-teknik penyusupan siber canggih,” kata Stuart Solomon, chief operating officer Recorded Future.
“Tujuannya untuk diam-diam mendapatkan data dari seluruh pembangkit listrik dan infrastruktur transmisi India”.
Mereka telah mengisyaratkan bahwa China harus disalahkan atas serangan dunia maya di negara mereka. Pensiunan Letnan Jenderal D.S. Hooda mengklaim Beijing sedang bersiap-siap dengan menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan apapun saat krisis.”
“Ini seperti mengirimkan peringatan ke India bahwa mereka punya kemampuan itu,” tambahnya. Studi oleh perusahaan keamanan siber Recorded Future mengklaim, setelah bentrokan di perbatasan, malware China telah mengalir ke sistem kontrol yang mengelola pasokan listrik di seluruh India.
Jenderal Mooda dan pakar keamanan lainnya telah melobi Perdana Menteri Narendra Modi agar tidak bergantung pada negara lain untuk memberi daya pada jaringan mereka.
“Masalahnya adalah kami masih belum dapat menghilangkan ketergantungan kami pada perangkat keras asing dan perangkat lunak asing.” India telah meluncurkan penyelidikan formal terkait pemadaman listrik
Tapi studi oleh Recorded Future diterbitkan di New York Times dan otoritas China tidak menanggapi hasil studi dari India tersebut. bagaimana menurut Anda trik terbaru dari militer China jika benar mereka pelakunya (syakhruddin)