SYAKHRUDDIN.COM – Pendiri platform e-commerce Alibaba, Jack Ma, dikabarkan menghilang setelah tidak terlihat di hadapan publik selama beberapa pekan terakhir. Salah satu orang terkaya di Negeri Tirai Bambu itu juga sudah tidak aktif di Twitter selama hampir tiga bulan.
Keberadaan Jack Ma yang tidak diketahui ini disebut terjadi setelah sempat mengkritik pemerintah China terkait sistem regulasi keuangan negara dalam sebuah acara fintech di Sanghai pada 24 Oktober 2020.
Di acara yang juga dihadiri oleh pejabat tinggi China tersebut, Jack Ma mengkritik sistem perbankan negara China dan menyerukan reformasi.
Dilansir dilaman CNN, Pria 56 tahun itu bahkan mengatakan bahwa bank-bank China beroperasi dengan mentalitas ‘pegadaian’.
Pidato itu terjadi hanya beberapa minggu sebelum jadwal penawaran umum perdana (IPO) Ant Group, sebuah perusahaan fintech milik Jack Ma.
IPO Ant diprediksi akan menjadi IPO terbesar sepanjang sejarah, yakni mencapai US$35 miliar atau sekitar Rp485,9 triliun.
Kritik Jack Ma tersebut tampaknya mengusik pemerintahan China.
Dalam laporan Wall Street Journal, seorang pejabat tinggi China dengan identitas anonim menyebut Presiden Xi Jinping sangat marah setelah mendengar pidato Jack Ma tersebut.
Xi disebut segera memerintahkan regulator China untuk menyelidiki Ant Group.
Tak lama, otoritas regulasi Negeri Tirai Bambu juga menangguhkan IPO Ant Group beberapa hari sebelum jadwal seharusnya.
Menurut sumber WSJ, Xi secara personal meminta menghentikan IPO Ant Group tersebut.
Hal itu diungkapkan seorang pejabat tinggi China yang mengetahui masalah tersebut.
Penangguhan IPO Ant Group disebut puncak ketegangan antara pemerintahan Xi Jinping dan Jack Ma selama beberapa tahun terakhir.
Jack Ma memang dikenal kerap lantang dan vokal menyatakan kritik terhadap pemerintah.
Banyak pejabat tinggi China yang merasa tak nyaman dengan pengaruh dan pertumbuhan perusahaan Jack Ma yang terbilang pesat.
“Xi tidak peduli jika Anda masuk daftar orang kaya atau tidak. Yang ia pedulikan adalah apa yang Anda lakukan setelah menjadi kaya dan apakah Anda mau bersekutu dengan kepentingan pemerintah,” kata seorang pejabat China.
Menurut sumber WJS, regulator China disebut sudah lama ingin mengontrol Ant Group. Perusahaan itu memiliki sistem pembayaran seluler dan aplikasi gaya hidup yang dikenal Alipay.
Pejabat China menganggap Alipay mengganggu sistem keuangan negara. Sejauh ini, Alipay digunakan lebih dari 70 persen penduduk China. Platform itu telah memberikan pinjaman dana kepada lebih dari 20 juta bisnis kecil dan hampir setengah miliar individu China.
Namun, upaya tersebut cukup mendapat tantangan. Sejumlah pendukung Ma yang terdiri dari pejabat pemerintah, politikus, dan pengusaha top China menolak upaya pemerintahan Xi mengekang Ant Group.
Tak berhenti sampai disitu, Presiden Xi terus mempersulit pertumbuhan Ant Group dengan memperketat aturan keuangan secara keseluruhan setelah pasar saham jatuh pada 2015 lalu.
“Hubungan Ant Group dan pemerintah China selalu sangat rumit,” kata profesor Cornell University yang merupakan eks kepala divisi Dana Moneter Internasional (IMF) di China, Eswar Prasad.
Prasad menuturkan pidato Jack Ma pada Oktober itu “menjadi pemicu bagi pemerintah untuk bertindak”.
Jack Ma diketahui pensiun sebagai pendiri sekaligus direktur eksekutif Alibaba pada September 2019. Kendati sudah tak terlibat dalam operasional perusahaan, Ma menjabat sebagai dewan direksi hingga 2020.
Dia merayakan hari terakhirnya dengan menggelar konser band rock yang dihadiri 40 ribu pegawai Alibaba dan Ant Group (syakhruddin)