
SYAKHRUDDIN.COM, JAKARTA – Sejumlah simpatisan calon petahana pemilihan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan menghalang-halangi bus dan rombongan tim kampanye capres Partai Demokrat, Joe Biden, di San Antonio, Texas.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (2/11/20), peristiwa itu dilaporkan terjadi pada Jumat 30 Oktober. Menurut pernyataan sumber, saat itu tim sukses Biden hendak menuju ke Kota Austin untuk menggelar masa kampanye terakhir menjelang Pilpres.
Di tengah perjalanan, sejumlah kendaraan iring-iringan simpatisan Trump yang membawa bendera mendekati rombongan Biden. Kemudian para pendukung Trump dilaporkan mengumbar sumpah serapah dan caci maki kepada rombongan timses Biden.
Dilansir dilaman CNN, Tidak sampai di situ, para simpatisan Trump lantas dengan sengaja menghalangi iring-iringan timses Biden. Alhasil, laju rombongan timses Biden di jalan bebas hambatan antarnegara bagian melambat hingga 32 kilometer per jam.
Aksi para simpatisan pendukung Trump itu kemudian mengganggu arus lalu lintas. Bahkan, salah satu kendaraan yang dikemudikan pendukung Trump bersenggolan dengan mobil pengendara lain.
Saat itu baik Biden maupun calon wakil presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, tidak ikut dalam rombongan itu.
Menurut CNN, saat itu calon anggota Senat dari Partai Demokrat, Wendy Davis, berada di dalam rombongan itu.
Anggota kepolisian setempat kemudian tiba di lokasi setelah salah satu anggota timses Biden menghubungi saluran telepon darurat 911. Polisi lantas mengawal rombongan itu menuju lokasi.
Akan tetapi, timses Biden memutuskan tidak melanjutkan kegiatan kampanye di Austin.
Saat ini dilaporkan Biro Penyelidik Federal AS (FBI) turun tangan menyelidiki insiden itu.
“FBI San Antonio menyadari insiden itu dan sedang melakukan investigasi,” kata juru bicara FBI, Michelle Lee.
Menanggapi hal itu, Trump sempat mencuit melalui Twitter tentang kejadian yang terekam kamera itu dan menuliskan ‘Saya Cinta Texas’.
“Tapi ada sesuatu yang tidak Anda lihat, apakah Anda lihat bahwa pendukung kami melindungi bus dia (Biden) kemarin, karena mereka baik,” ujar Trump.
Meski demikian, terkait dengan penyelidikan FBI, dia meminta supaya lembaga itu tidak ikut campur.
“Dalam pendapat saya, para patriot ini tidak melakukan kesalahan. Justru FBI dan Kementerian Hukum harus menyelidiki teroris, anarkis, dan penghasut ANTIFA, yang melakukan kerusuhan di negara-negara bagian yang dikuasai Demokrat dan menyakiti rakyat,” cuit Trump.
Biden juga memberikan tanggapan terkait insiden itu.
“Kita tidak pernah mengalami hal ini. Setidaknya kita tidak pernah mempunyai presiden yang berpikir hal seperti itu baik,” ujar Biden.
Hubungan antara Trump dan Direktur FBI, Christopher Wray, saat ini memang dalam kondisi tidak baik. Trump terus menekan Kementerian Hukum dan FBI untuk menindak Biden.
Trump juga mengatakan merasa frustrasi karena pernyataan Wray soal dugaan kecurangan dalam pilpres, intervensi Rusia dalam pilpres dan pemilu AS, serta gerakan kelompok AntiFasis (Antifa) dalam sejumlah aksi unjuk rasa akibat rasialisme di AS.
Trump bahkan berniat mencopot Wray jika dia kembali terpilih sebagai presiden AS.
Pemungutan suara pemilihan presiden AS bakal digelar pada 3 November. Sementara pemungutan suara dalam pemilihan umum di AS sudah dilakukan secara bertahap di seluruh negara bagian (syakhruddin)