SYAKHRUDDIN.COM, SAMATA – Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universita Islam Negeri Alauddin Makassar, DR Firdaus Muhammad, M.Ag melarang pelatihan Tagana di Kampus UIN Samata.
“Saya fikir,tidak usaha banyak latihan Tagana di depan kampus, tapi langsung saja ke lokasi kalua ada kebakaran atau bencana”
Tutur Firdaus di depan Peserta Pembekalan Magang Mahasiswa Jurusan Kessos hasil kerjasama dengan PSGA-LP2M dan UNICEF beserta Pemkab Gowa, bertempat di ruang LT, Rabu 11/3/2020
Pernyataan Dekan itu, dipicu oleh demo mahasiswa PMI/Kessos sehari sebelumnya, Selasa 10/3/2020 yang meminta kepada Dekan dan jajarannya, untuk melengkapi fasilitas perkuliahan termasuk untuk tidak usah dilaksanakan latihan di Kampus Bermartabat, ungkap beberapa dosen kepada penulis.
Demo mahasiswa PMI/Kessos dengan penampilan yang urakan, panjang rambut, celana yang robek-robek di bagian lutut dan sikap yang sedikit arogan dan banyak bicara, seakan tidak menggambarkan diri sebagai seorang kader intelektual, calon pekerja sosial yang bermartabat, sungguh amat ironi.
Kadis Sosial Kabupaten Gowa, Drs. H.Syamsul Bidol, MM,MH yang turut hadir di acara tersebut dan mendengarkan pernyataan Dekan FDK, hanya sempat mendongak dan menyaksikan Dekan FDK yang sedang bicara di depan forum resmi, termasuk dihadiri Wadek III yang sempat datang terlambat di acara tersebut.
Dari pernyataan diatas, sungguh amat ironis, karena Penulis sebagai pelatih Tagana, yang diajak bergabung diawali dengan “Minum Kopi bareng di depan Kampus II bersama Wadek III kala itu, kemudian dilantik sebagai “Kepala Labotorium Kesejahteraan Sosial yang membawahi Tagana dan pengabdian masyarakat” hari ini, Selasa 11/3/2020 malah melarang untuk selalu latihan Tagana.
“Menurut saya, ini karena Pak Dekan tidak sanggup menerima tekanan dari mahasiswa” sehingga jalan pintas yang ditempuh, “Tidak usaha banyak latihan, akan tetapi langsung terjun membantu bila ada bencana”.
Pertanyaanya kemudian, bagaimana bias langsung terjun, kalua dasar-dasar pertolongan tidak dikuasai, kemudian untuk turun membantu dan bawa bantuan, di mana gudang penyimpanan bantuannya ???
Sementara Tagana Kompi FDK UIN selama ini dikenal sebagai Kompi perbantuan, yang mendukung personil dalam rangka pemberian bantuan diberbagai lokasi bencana.
Wajar bila Bupati Gowa memberikan penghargaan kepada Tagana Kompi FDK –UIN karena telah banyak berjasa dalam penanganan korban bencana di Kabupaten Gowa.
Demikian halnya dengan Kadis Sosial Prov. Sulsel yang memberikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran Tagana Kompi FDK UIN atas prestasinya sebagai “Tim Assement” dalam kasus pengungsian korban bencana alam dari Palu, yang dipusatkan di Asrama haji Sudiang Makassar.
Demikian halnya dengan Gubernur Sulsel yang diwakili Asisten IV yang secara khusus datang ke Rektorat dan menandatangani MoU antara Pemerintah Sulawesi Selatan dengan TAGANA dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi atas segala dedikasi yang selama ini telah diraih.
Hari ini, Tagana Kompi FDK-UIN itu harus di-matisuri-kan, ia akan berlalu seiring dengan kepergiannya salah seorang instrukturnya Abd Wahab Karaeng Awing, yang wafat di hari Rabu 4 Mei 2020, akankah semua itu berakhir ??? biarlah alam yang akan menjawabnya, wassalam.