St Aminah Daeng Ngasseng, Pimpinan Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mattirodeng yang membina dan merehabilitasi Pekerja Seks Komersial (PSK), tergopoh-gopoh memasuki ruang Lecture Theater (LT), untuk menghadiri penandatangan kerjasama.
Antara PSKW Mattirodeceng dan Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kaprodi kessos) yang dinakhodai, DR Syamsuddin. AB, S.Ag, M.Pd, Selasa 25/6-2019 di Kampus Bermartabat UIN Samata Gowa.
Aminah yang didampingi staf, tiba disaat acara penandatangan akan berlangsung, antara pihak FDK dengan dua lembaga sosial lainnya masing-masing, Yayasan Wahyu Mandiri yang diketuai Muhammad Rizal bersama Komandan PSKW Mattirodeceng, Dra St Aminah yang akrab disapa Dg Ngasseng.
“Saya tersesat dalam kampus, terlalu luas kampus-ta Pak Dekan” tutur Dg Ngasseng sebelum memulai sambutannya.
Perlu adik-adik mahasiswa ketahui, PSKW Mattirodeceng memberi bimbingan sosial, keterampilan praktis kepada para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang terjaring dari pihak Dinsos kab/kota se-Sulsel, termasuk dari anggota Satpol PP.
“Setiap tahunnya kami membina sekitar 100 orang PSK”, dan itu sifatnya off-on, artinya kalau mereka telah memenuhi persyaratan untuk keluar, dapat dikeluarkan bahkan bila ada yang berminat untuk mengawini, Ya, kami kawinkan di saat masa pembinaan, ujar Dg Ngasseng penuh semangat.
Dengan penandatangan kerjasama pada hari ini, para mahasiswa yang memilih jurusan kesejahteraaan sosial, telah memiliki laboratorium untuk praktikum.
“Mari kita jalin kerjasama yang baik, karena peduli sesama itu adalah amal jariah,”katanya.
Dan untuk penanganan masalah PSK, bukan saja faktor ekonomi semata tetapi amat kompleks, dengan kehadiran mahasiswa jurusan kessos, diharapkan dapat saling memberikan penguatan satu sama lain, tuturnya.
Sementara itu, Dekan FDK Prof. DR H Abd Rasyid Masri, M.Pd, M.Si, MM mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dari dua lembaga sosial, yaitu PSKW Mattirodeng yang secara khusus menangani Pekerja Seksi Komersial serta Yayasan Wahyu Mandiri, yang menangani anak dan lanjut usia.
“Semua ini, berkat kerja cerdas yang dilakukan Kaprodinya, yang menjalin kerjasama dengan berbagai unsur terkait”.
Sekalipun Prodi ini masih terbilang baru di FDK, namun jaringan dan kerjasamanya cukup banyak dan menjadikan lahan praktikum bagi mahasiswa yang memilih profesi pekerjaan sosial.
Perlu dicatat, cukup lama jurusan kesejahteraan sosial kami perjuangankan, ada empat dekan sebelumnya, mulai dari Prof. Sattu Alang, Prof Bustanil Ilyas, Prof Muliati dan baru sekarang mendapatkan restu dari Kemenag untuk terdaftar pada Kemeristekdik, ujar Abd Rasyid yang baru kembali dari Negara Eropa, setelah mengunjungi Enaco University Prancis, Wina University dan Amsterdam, dalam rangka kerjasama dengan perguruan tinggi yang sudah punya nama.
Ditegaskan, sebagai mahasiswa UIN yang bergerak dibidang kesejahteraan sosial, perlu terus bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.
“Kemampuan personality sangat dibutuhkan karena pada era mendatang persaingan semakin ketat, akan tetapi dalam dunia pekerjaan sosial merupakan suatu pengabdian yang tiada berujung”
Jadi jangan takut kehilangan lapangan pekerjaan, karena di profesi pekerjaan sosial, masih begitu banyak penyandang masalah kesejahteraan sosial yang membutuhkan kehadiran para pekerja sosial.