Kondisi Luar Biasa (KLB) campak terjadi sejak 6 bulan lalu, namun karena keterbatasan informasi dan tenaga, baru terekspose tgl 10 Januari 2018, ketika Kompas mendapat informasi dari Uskup tentang kejadian dimaksud.
Sementara kasus tersebut sudah terdeteksi Bupati Asmat sejak 23 Desember 2017. Data Dinas Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan sejak tahun 2015, peristiwa KLB Kabupaten Asmat merupakan kejadian keenam dengan pola yg sama.
Dimana penyakit campak menyerang anak yg tidak diimunisasi, terisolir serta ditunjang dengan gizi buruk.
Kondisi lain adalah tenaga medis terbatas, masih terdapat empat kecamatan yang mempunyai Puskesmas namun tidak ada dokternya.
Namun demikian, pihak Puskesmas setempat sudah berupaya untuk melakukan imunisasi keliling.
Sejak September 2017 sd Januari 2018, sudah 393 pasien dirawat jalan dan 175 rawat inap.
Data pertanggal 18 Januari 2018 yang dirilis Tim Reaksi Cepat dari Kementerian Sosial RI untuk Kabupaten Asmat, meliputi Campak = 982 org, Gizi buruk = 9 org, Campak dan gizi buruk 4 orang, Meninggal 67 org dengan jangkauan 51 kampung sebanyak = 5.871 jiwa
Pihak Pemda Asmat telah membentuk 4 tim sejak tgl 9 Januari 2018 bertugas keliling untuk pencegahan dan pengobatan serta pengiriman paket ke distrik Pulau tiga, Sawa Erma, Suator, Alat, Sirets, Jetsy, Kolf.
Mulai tanggal 18 Januari, bantuan Tim Kesehatan dari Kemenkes, TNI dan Polri beserta logistik telah melakukan bhaksos selama 30 hari ke depan untuk imunisasi, pengobatan dan pendampingan.
Dilaporkan bahwa hingga tanggal 18 Januari 2018, telah tiba di Asmat bantuan Kemensos berupa makanan siap saji / lauk pauk, yang terdiri dari bantuan sebanyak 1000 paket.
Selain itu, dari gudang Provinsi Papua dikirim via Timika melalui jalur udara berupa, Selimut 200 lembar, Matras 200 lembar, Food ware 50 paket.
Bantuan lokal lainnya berupa gula pasir, teh poci, biskuit kelapa, biskuit regal sudah dibeli.
Kementerian Sosial bersama Tim KLB Asmat, sedang melakukan distribusi logistik bagi keluarga gizi buruk dan campak sejumlah 5.750 paket sembako untuk 23 distrik termasuk pakaian.
Menurut Iyan Kusmadiana dari Kemensos mengatakan, setiap paket berisi Beras 10 kg, Mie instan 7, Lauk Pauk 4 jenis, Gula 5 kg, Teh Celup 2 dos, Biskuit 3 bks
Kegiatan penyaluran bantuan dipantau langsung petugas dari Kantor Staf Presiden.
Adapun langkah lanjutan yang akan ditempuh, adalah imunisasi masal , dropping seluruh logistik, peningkatan pendampingan petugas kesehatan, yang diduung pihak Babinsa dan Babinpol setempat, demikian Iyan Kusmadiana melaporakan dari Kabupaten Asmat Papua (syakhruddin/HP 081 2424 5938)