Drs. Deden Budi Kusumayadi, M.Pd berpulang kerahmatullah, Jumat 14 Juli 2017 di Rumah Sakit Sentosa Jabar, Jenazahnya dimakamkan di Kampung Pojok Salak Lebak Dekat Pasar Jonggol Cianjur dan sebelumnya disholati di Mesjid Al-Ihsan Kampus Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung.
Kang Deden demikian dia biasa disapa, merupakan seorang inspirator, sahabat, motivator bahkan dalam pembentukan TAGANA Indonesia di Lembang Jawa Barat tgl 24 Maret 2004, almarhum merupakan salah seorang yang memberikan materi outbound.
Semasa hidupnya, almarhum mendalami profesi dibidang outbound dan sebagai salah satu aset Kementerian Sosial yang memiliki kemampuan khusus dengan segala kelebihannya.
Bersama kawan-kawannya di Bandung, Kang Deden mendirikan tim outbound yang solid dan diberi nama “Spider Outbound Tim”
Menurut penuturan Iyan Kusmadiyana dari Kementerian Sosial mengatakan, di tahun 2000 bersama guru besar outbound, Peter Lamuri tergabung dalam tim outbound untuk kepentingan Diklatpim 4 dilanjutkan dengan Diklatpim 3.
Salah seorang peserta diklat adalah Kang Deden Budikusuma utusan dari Lampung. Sebagai peserta dia mengikuti outbound dan menyatakan ketertarikannya.
Tak lama kemudian pindah dari Lampung ke Balai Besar Pendidikan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Lembang dan bergabung dengan “Tim Spider Web”
Berkat tangan dingin Kang Deden (Kata WEB sepakat dihilangkan atas kesepakatan bersama) dan upaya pengembangan terus dilakukan dan lebih maju dengan karya bersama seperti jembatan persahabatan, outbound seluruh pejabat Depsos termasuk pelatihan dan pembentukan TAGANA tahun 2004 tidak lepas dari polesan Kang Deden.
Akan halnya Bapak Piter Lamuri yang lulusan outbound dari Malaysia merupakan guru besar tim outbound di lingkungan Kementerian Sosial bahkan di Lembaga Administrasi Negera (LAN).
Pada era generasi Kang Deden, polanya terus ditingkatkan dan mengemasnya dengan pola entertainment.
Sebagaimana proses kepergiannya di pagi hari Jumat 14 Juli 2017 laksana melodi indah yang mengantarkannya ke tempat peristirahatannya yang terakhir di Jonggol – Cianjur.
Informasi tentang wafatnya di terima di Makassar melalui pesan dari Pak Margo, Jumat (14/7) melalui WhatApp, selanjutnya diliput berbagai media bahkan pesan dikirimkan melalui jaringan komunikasi yang tersedia.
Menjelang akhir hayatnya, Kang Deden memang sering cuci darah, ketika melatih TKSK di Makassar, almarhum merekomendasikan kepada Panitia dan melibatkan penulis dalam pelatihan TKSK Wilayah Timur.
Keakraban berlanjut sembari saling berkabar melalui SMS maupun facebook dan terakhir berita kepergiannya sungguh mengejutkan kami semua.
Kang Deden merupakan seorang pembelajar sepanjang zaman, kariernya sebagai orang yang mampu menggali potensi peserta didik sangat mumpuni.
Peristiwa Tsunami di Aceh hingga Jembatan Persahabatan pada kasus SARA di Papua, semua dilakoni dengan penuh keceriaan.
Semoga almarhum menjadi husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman.
Almarhum meninggalkan seorang isteri Teh Yani dan dua orang anak yaitu Aldi dan Eneng
Mari kita semua menerima dengan ikhlas dan kesabaran atas kepergiannya, selamat jalan Kang Deden , Innalillahi wa innailahi rajiun (syakhruddin)