SYAKHRUDDIN.COM – Mencari dan menemukan empat pendaki yang tersesat di Gunung Bawakaraeng bukanlah sebuah pekerjaan mudah, dibutuhkan ketulusan dan kerjasama tim yang handal. Adalah Ivan (16 thn) Kelas II IPS SMA Mahaputra yang beralamat di Jalan Urip Sumiharjo Lr 4 No. 4 Makassar.
Andra (15 thn) Kelas II IPA Juga di Jalan Urip Sumiharjo Makassar, Iksan (16 thn) SMA Wahyu Kelas II IPS Alamat Toddopuli Makassar dan Aldi (16 thn) Kelas III IPS Alamat Kompleks Kodam VII/WB Makassar, berhasil ditemukan dalam keadaan selamat di Lingkungan Biroro Kelurahan Bontolerung Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa, Selasa 21 Januari 2014 oleh tim gabungan SAR.
Kisah pencarian keempat pendaki yang mengalami disorientasi medan dan tersesat dengan ganasnya alam pegunungan, membuat keempatnya memutar haluan dan menuju Lembah Rammang melalui lintasan air terjun kembar di kawasan Topidi. Ikhwal petualangan keempat anak muda ini, dimulai pada hari Minggu, 12 Janauri 2014.
Dengan mengendarai dua buah sepeda motor menuju Lembangna. Tanpa restu dari para tua mereka, keempatnya langsung ke rumah Tata Rasyid di Lembangna, lalu memarkir kendaraannya kemudian memulai perjalanan pendakian di mulai dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
Jam terbang mereka dan pengalaman medan keempat anak muda ini masih terbilang rendah dan hanya IVAN lah yang baru melakukan untuk kedua kalinya. Idealnya mereka sudah kembali di Lembangna pada Selasa 14 Januari 2014 namun hingga hari kamis belum juga muncul batang hidungnya, pihak keluarganya mulai panik dan melaporkan ke pihak berwajib.
Tim BASARNAS yang mendapatkan laporan,segera menuju ke lokasi pencarian dan informasi hilangnya ke empat pendaki di Gunung Bawakaraeng segera tersebar di kalangan potensi SAR dan dalam kurun waktu yang singkat ada sekitar 30 tim relawan dari berbagai unsur, termasuk Brimob, SAR dari Universitas.
Kelompok Pencinta Alam, dan Communication Rescue (CORE) Orarida Sulsel yang mengkoordinasikan semua komunikasi pencarian kepada Posko Induk yang berpusat di Lembangna.Sementara itu, Tim Dapur Umum Lapang (Dumlap) TAGANA Kabupaten Gowa dan BPBD Gowa.
Memberikan dukungan logistik untuk para pencari korban, selama enam hari proses pencarian, tanpa mengenal lelah termasuk sebuah tim yang bernama Kelompok Pencinta Alam (KPA) Jaguar yang beranggotakan sembilan orang.
Tim Jaguar ini salah satu kelompok yang sudah sering naik-turun mendaki Gunung Bawakaraeng, makanya di tengah hujan lebat dan kabut yang sangat tebal, Tim Jaguar mendaki hingga sampai ke Pos Lima melalui jalur lorong tikus dan semak belukar. Setelah bermalam di Pos Lima.
Tim Jaguar melihat seorang cewe yang kakinya tidak sampai ke tanah, Tim jaguar terus mengikuti dari arah belakang kemudian si cewe terbang dan menghilang dalam pandangannya. Sejurus kemudian, dari kabut yang sangat tebal, nampak sosok “Seorang Nenek Bertongkat” memanggil Tim Jaguar.
Panggilan tersebut diikuti oleh Tim Jaguar an. Agus dan bertemu dengan Sang Nenek, keduanya bersua diatas tumpukan batu dan saling berdialog. Sebelum menemui nenek bertongkat tadi, Agus merasa gamang dengan peristiwa yang dialaminya. Dengan di pandu oleh Drs.Daniyal Opo, dari Posko Lembangna untuk tidak takut pada nenek, “Jangan takut Jaguar, itulah nenek yang akan membantumu,” tutur Daniyal opo melalui frekwensi Communocation Resceu (CORE) Orarida Sulsel.
Sementara dari Tim Jaguar bersama seorang temannya yang terkilir kakinya, mengikatkan dulu temannya di pohon lalu menemui sang nenek dalam kabut tebal, dari jawaban melalui frekwensinya, ia berkata, “kepada rekan penolong, saya akan menemui nenek dan kalau ada apa-apa nantinya.
Sampaikan salam dan terima kasihku kepada para penolong yang lain,apakah yang akan terjadi nantinya, saya serahkan kepada Sang Maha Pengatur. Agus lalu mematikan HT-nya kemudian menemui sang nenek” Hujan makin lebat dan angin kencang bertiup kencang,
Tim Jaguar bertemu dengan sang nenek bertongkat di pos lima Gunung Bawakaraeng. Ada perasaan gentar, namun semangat menolong lebih dominan dibandingkan dengan ketakutan yang terjadi saat itu.
Dari dialog yang terjadi, Tim Jaguar diminta untuk tidak melintasi pos lima keatas puncak karena belum ada izin dari sang pemilik gunung. Silakan turun dan bawa kembali keris pusaka yang pernah diperoleh pada pendakian beberapa waktu silam” silakan turun dari gunung dan jangan berbicara sebelum tiba di Posko kendali di Lembangna, demikian pesan dari sang nenek bertongkat.
Ketika tiba di Lembangna, delapan orang anggota Tim jaguar menikmati layanan dari Dapur Umum TAGANA Gowa, sementara Agus dan Daniyal Lopo bersama Tata Rasyid membahas tentang pertemuan dengan sang nenek bertongkat, dalam pertemuan yang mengandung nuansa magis.
“Perintah untuk jangan melintasi pos lima pertanda baik, bahwa untuk proses pencarian tidak usah sampai ke Puncak, akan tetapi diarahkan ke Lembah Rammang dan menyisir kawasan air terjun kembar di Topidi.
Bagai mendapat ilham sehingga pada hari Selasa, 21 Januari 2014 ditemukanlah ANDRA (15 tahun) di lingkungan Biroro Kecamatan Bontolerung Kecamatan Tinggimoncong. Dari temuan awal ini, ANDRA menceriterakan bahwa ketiga temannya ditinggalkan di di kawasan Topidi di dekat air terjun kembar karena sudah tidak bisa jalan, lapar dan kedingan disana.
Tim Basarnas dan para Kelompok Pencinta Alam (KPA) dan Tim SAR yang turut mengambil bagian aktif melakukan pencarian ke Topidi dan Alhamdulillah berhasil menemukan ketiganya dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, selanjutnya ketiga korban di evakuai ke Puskemas di Tinggimoncong untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, sementara para orang tua mereka dan sanak famili berdatangan ke Puskesmas Tinggimoncong.
Tim Communication Rescue (CORE) Orarida Sulsel dibawah koordinasi Drs.Daniyal Opo,M.Si telah melaksanakan misi pertolongan dengan baik dan tuntas sejak Kamis 16 Januari 2014 hingga Selasa, 21 Januari 2014 dan berkat dukungan serta kerja sama berbagai pihak termasuk Pemerintah Kecamatan Tinggimoncong di Malino, semua misi pencarian berjalan lancar.
Kini keempat pendaki yang tersesat sudah dijemput oleh keluarga masing-masing. Ibu Iksan bernama Ibu Nuraeni yang setia berposko di Lembangna menyampaikan terima kasih kepada semua anggota tim yang mencari anaknya, seraya mengucapkan terima kasih dengan berlinang air mata bahagia.
Para penolong, yang tergabung dalam SAR, Kelompok Pencinta Alam maupun simpatisan setelah santap siang bersama di Dapur Umum Lapangan (Dumlap) Tagana Gowa, melakukan upacara pembubaran dan kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan bahagia,Salamaki